Gambar itu menunjukkan guncangan meluas ke selatan dengan total jarak 180 kilometer, didorong oleh dua ketegangan utama dan langsung turun ke 30 kilometer tepat di Palu.
Garis lurus yang relatif pendek dan sangat halus tampaknya menjadi penyebab utama gempa supershear yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
"Bahkan dengan masalah tersebut, gempa dapat langsung berubah menjadi supershear dengan cepat," kata seismolog UCLA, Lingsen Meng.
Apakah bencana ini bisa terulang di Palu?
Sejujurnya, tidak ada yang dapat memastikan. Para seismolog masih memiliki PR banyak untuk memprediksi secara akurat ukuran getaran.
Namun, gempa supershear yang terjadi di patahan Palu-Koro setidaknya akan membantu mengidentifikasi potensi bencana yang lebih akurat di masa depan.
Studi ini diterbitkan di Nature Geoscience. Selengkapnya dapat dilihat di sini dan di sini.
(Gloria Setyvani Putri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa Palu Resmi Dinyatakan Fenomena Supershear Langka".
Baca Juga : 'Mama Sudah Di Atas Sekali, Sudah di Surga', Ini Curahan Hati Anak Korban Gempa Palu Setelah Bertemu Jokowi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR