Advertorial
Intisari-Online.com - Seperti yang telah diketahui, telah beredar di media sosial aksi viral seorang pemuda yang mengamuk dengan menghancurkan kendaraan pada Kamis (7/2/2019).
Aksi pemuda yang kemudian diketahui bernama Adi Saputra diduga lantaran dirinya tidak terima ditilang polisi di Jalan Letnam Soetopo, Serpong, Tangerang Selatan.
Dalam video tersebut pun terlihat dengan jelas bagaimana Adi mencopoti bagian motornya dengan begitu emosional.
Bahkan Adi hampir mencelakai perempuan yang bersama dirinya saat menggulingkan motor berwarna merah tersebut.
Baca Juga : Wow, Ikan Teri Termasuk Dalam Daftar 5 Makanan Pendongkrak Kecerdasan Otak
Menggapi peristiwa tersebut, dilansir darikompas.compengamat psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel pun berkomentar.
Menurutnya, Adi mungkin saja mengidap Intermittent Explosive Disorder.
Individu dengan gangguan ini sering kali secara serius merusak properti atau menyerang orang lain.
Mereka juga bereaksi dengan cara yang sepenuhnya tidak sesuai dengan provokasi.
Baca Juga : Anda Akan Dibayar Rp140 Juta Jika Bersedia Tinggal di Kota Terabaikan Ini dan Memiliki Bayi, Berminat?
Sementara itu, dilansir dari Psychology Today penyebab gangguan ini nampaknya adalah kombinasi dari faktor biologis dan lingkungan.
Kebanyakan orang dengan gangguan ini tumbuh dalam keluarga dengan perilaku eksplosif yang biasa melakukan pelecehan verbal, dan fisik.
Terkena jenis kekerasan ini pada usia dini membuat si penderita mengadopsi perilaku serupa saat mereka dewasa.
Mungkin juga ada komponen genetik, yang menyebabkan gangguan ini diturunkan dari orang tua kepada anak-anak.
Gangguan ini mungkin lebih umum daripada yang disadari dan mungkin menjadi penyebab penting dari perilaku kekerasan.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa Intermittent Explosive Disorder lebih sering dialami oleh pria.
Baca Juga : Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih di Dunia yang Bikin Betah
Gejala
Gangguan ini ditandai dengan episode kegagalan menolak impuls agresif yang berakibat pada tindakan penyerangan yang serius atau perusakan properti.
Tingkat agresivitas yang diekspresikan selama episode ini sangat tidak proporsional dengan pemicu stres psikososial apa pun.
Namun untuk dapat didiagnosis dengan Intermittent Explosive Disorder (IED), seorang individu harus menunjukkan agresi verbal atau fisik terhadap properti, hewan, atau orang lain, kira-kira dua kali seminggu dalam jangka waktu tiga bulan.
Gangguan ini juga dapat mengganggu kehidupan si penderita.
Mungkin mereka dapat kehilangan pekerjaan, skorsing sekolah, perceraian, kesulitan dengan hubungan interpersonal atau gangguan lainnya di bidang sosial atau pekerjaan, kecelakaan (seperti di kendaraan), rawat inap karena cedera akibat perkelahian atau kecelakaan, masalah keuangan, dan penahanan.
Perawatan
Perawatan dapat melibatkan pengobatan atau terapi, termasuk modifikasi perilaku, dan kombinasi keduanya.
Teknik relaksasi juga diketahui dapat menetralkan kemarahan.
Baca Juga : Disangka Kutil Selama 5 Tahun, Wanita Ini Harus Rela Telinganya Diamputasi, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya