Terkena jenis kekerasan ini pada usia dini membuat si penderita mengadopsi perilaku serupa saat mereka dewasa.
Mungkin juga ada komponen genetik, yang menyebabkan gangguan ini diturunkan dari orang tua kepada anak-anak.
Gangguan ini mungkin lebih umum daripada yang disadari dan mungkin menjadi penyebab penting dari perilaku kekerasan.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa Intermittent Explosive Disorder lebih sering dialami oleh pria.
Baca Juga : Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih di Dunia yang Bikin Betah
Gejala
Gangguan ini ditandai dengan episode kegagalan menolak impuls agresif yang berakibat pada tindakan penyerangan yang serius atau perusakan properti.
Tingkat agresivitas yang diekspresikan selama episode ini sangat tidak proporsional dengan pemicu stres psikososial apa pun.
Namun untuk dapat didiagnosis dengan Intermittent Explosive Disorder (IED), seorang individu harus menunjukkan agresi verbal atau fisik terhadap properti, hewan, atau orang lain, kira-kira dua kali seminggu dalam jangka waktu tiga bulan.
Gangguan ini juga dapat mengganggu kehidupan si penderita.
Mungkin mereka dapat kehilangan pekerjaan, skorsing sekolah, perceraian, kesulitan dengan hubungan interpersonal atau gangguan lainnya di bidang sosial atau pekerjaan, kecelakaan (seperti di kendaraan), rawat inap karena cedera akibat perkelahian atau kecelakaan, masalah keuangan, dan penahanan.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR