Advertorial
Intisari-online.com - Alasan Tika (21), gadis mau menikah dengan Puang Saing (60) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan terbongkar.
Hal ini disampaikan tante Tika, Ratna saat ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Menurut Ratna, Tika menerima lamaran Puang Saing karena dirinya telah lama menjanda.
"Karena kasihan dia menjanda lama, akhirnya lamaran Puang Saing itu kami terima dan Tika juga sudah menyetujui untuk dilamar Puang Saing," ujar Ratna dikutip dari Tribun Timur artikel 'Alasan Tika 21 Tahun Mau Menikahi Kakek 60 Tahun di Sinjai, Berapa Uang Panaik dan Penjelasan Tante', Jumat (1/2/2019).
Baca Juga : Beli Mobil dengan Uang Koin Rp40 Juta, Pria Ini Ungkap Alasannya Milih Nabung Uang Koin daripada Uang Kertas
Mendengar penjelasan Ratna, Tika yang ada di samping tantenya, tersimpu malu dan keluarga lainnya ikut ketawa bersama saat Tribun berkunjung ke rumah Tika di Coddong.
Diketahui bahwa saat ini Tika berstatus janda dan miliki seorang anak laki-laki dari hasil suami pertamanya. Tika Tika kelahiran Sinjai 1 Juni 1997.
Ia menjanda sekitar tahun 2014 lalu karena ditinggalkan oleh suaminya bernama Azis asal Kalamisu, Desa Aska.
Azis memutuskan meninggalkan Tika setelah kelahiran anaknya. Azis pergi meninggalkan rumah hingga kini dan tidak ada kabar.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Saat pernikahan pertama, Tika diketahui menikah di bawah tangan karena masih di bawah umur.
Saat menikah pertama, usia Tika kira-kira masih 16 tahun.
Karena di bawah umur, jadi Tika tak dapat persetujuan dari Kantor Urusan Agama (KUA) di Inrulamu, Kecamatan Sinjai Borong.
Diberitakan sebelumnya, pernikahan Puang Saing (60) dan Tika (21) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan sempat viral di media sosial.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Pernikahan beda usia tersebut terjadi di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Sinjai, pada Rabu (30/1/2019) kemarin.
Acara pernikahan beda usia jauh tersebut terjadi di kampung mempelai perempuan di Dusun Coddong, Desa Bontokatute, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai sempat.
Awalnya, pernikahan itu berjalan biasa-biasa saja sampai akhirnya dipublikasi di Facebook dan kabar pernikahannya tersebar.
Semua bermula saat foto pernikahan Puang Saing, yang sudah keriput bersanding dengan Tika yang masih tampak muda belia. Foto itupun langsung mendapat banyak komentar warga.
Baca Juga : Kecanduan Minum Air Kelapa, Wanita Ini Ngaku Alami Perubahan Seperti Ini Dalam Tubuhnya
Bukan Hoax
Dilansir dari Tribun Timur dalam artikel 'Viral! Kakek 60 Tahun Asal Sinjai Nikahi Wanita 21 Tahun! Begini Kisah dan Segini Uang Panainya?', rupanya kabar tersebut bukanlah kabat hoax.
Cerita mereka berdua diperoleh setelah menelusuri kampung asal Tika sekitar 40 kilometer di bagian barat ibukota Sinjai.
Menuju rumah Tika yang berada di kampung, harus melewati jalanan berliku dan terjal di tengah hutan cengkih dan pohon aren.
Baca Juga : Kisah Haru Sepasang Lumba-lumba Sungai Kualuh, Sang Betina Mati dan yang Jantan Gegar Otak
Kenal sejak 2018
Pada akhir 2018 lalu, pihak keluarga Tika mengenalkannya kepada Saing, seorang kakek asal kampung sebelah Desa Bontokatute tepatnya di Desa Gantarang, Kecamatan Sinjai Tengah.
Usai dikenalkan, Saing dan Tika, kemudian mulai membangun komunikasi hingga akrab layaknya pasangan yang masih pacaran pada umumnya.
Setelah saling kenal, Saing akhirnya menyampaikan niatnya untuk akan menikahi Tika.
Uang Panai
Dalam tradisi etnis Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, saat acara penikahan, selalu ada syarat yang bernama uang panai atau uang belanja untuk pengantin mempelai wanita yang diberikan oleh pengantin pria.
Lantas berapa uang panai yang diberikan Saing kepada Tika? Juga apakah mahar yang diberikan Saing?
Kepada Tribun, Tika yang ditemani tantenya Ratna, malu-malu menceritakan besarannya.
Setelah dibujuk, Tika mengatakan uang panai yang diterima pihak keluar, dalam hal ini yang mengurus tantenya, sebanyak Rp 25 juta.
Sedangkan mahar yang diterima Tika adalah sebuah kebun yang berisi dua pohon cengkih yang produktif – menghasilkan.
Oleh Saing dan pihak keluarga Tika, juga menyepakati jika nantinya kebun tersebut bakal menjadi milik Tika.
"Isinya itu hanya dua pohon cengkih. Tapi perjanjian kami, kebun itu milik Tika termasuk akan dibuatkan rumah di kebun itu," kata Ratna.
Sebagai tugas Tika setelah menikah yakni merawat Saing bersama istrinya.
Sedang Saing yakni berkewajiban menafkahi Tika bersama seorang anak yang kini sudah menginjak usia 5 tahun. (Arum Puspita/Surya)
Artikel ini pernah tayang di Surya dengan judulAlasan Gadis 21 Tahun Mau Nikahi Kakek 60 Tahun dengan Mahar 2 Pohon Cengkeh di Sulawesi Selatan