Advertorial

Menurut Penelitian, Optimisme dapat Mengurangi Risiko Terkena Diabetes

Adrie Saputra
K. Tatik Wardayati
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Menurut penelitian, optimisme pada wanita pascamenopause dapat mengurangi risiko mereka terkena diabetes.
Menurut penelitian, optimisme pada wanita pascamenopause dapat mengurangi risiko mereka terkena diabetes.

Intisari-Online.com – Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa optimisme mungkin memiliki efek perlindungan terhadap diabetes tipe 2 pada wanita pascamenopause.

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Faktor tersebut, yaitu diet, aktivitas fisik, dan berat badan, yang dapat dikendalikan. Yang lain, termasuk etnis, gen, dan usia, yang tidak bisa dikendalikan.

Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa psikologi seseorang juga dapat mempengaruhi risiko diabetesnya.

Gejala depresi, misalnya, berhubungan kuat dengan risiko insiden diabetes yang lebih tinggi, dan para peneliti menyatakan bahwa depresi "dimasukkan di antara faktor-faktor risiko yang menunjukkan skrining intensif untuk diabetes".

Baca Juga : Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak-anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Penanganannya

Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa "permusuhan sinis" juga dapat meningkatkan risiko diabetes, serta memperburuk gejala sindrom metabolik pada wanita pascamenopause.

Namun, hanya sedikit penelitian yang melihat efek perlindungan yang dimiliki beberapa karakter kepribadian terhadap risiko diabetes pada kelompok ini.

Sebuah makalah baru, yang diterbitkan dalam Menopause, jurnal Masyarakat Menopause Amerika Utara (NAMS), bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini dalam penelitian. Demikian dilansir dari Medical News Today.

Para ilmuwan telah memeriksa data dari Women's Health Initiative (WHI) untuk melihat apakah sifat positif seperti optimisme dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 pada wanita pascamenopause.

Baca Juga : Awasi 7 Gejala 'Tersembunyi' Diabetes Tipe 2 Berikut, Bisa Berakibat Fatal Jika Tidak Terdeteksi!

WHI adalah penelitian pengamatan jangka panjang yang bertujuan untuk mencegah berbagai kondisi kronis pada wanita.

Luo dan rekannya memasukkan data dari 139.924 wanita pascamenopause yang tidak menderita diabetes pada awal penelitian.

Selama 14 tahun melakukan update data klinis, 19.240 kasus diabetes tipe 2 terjadi.

Para ilmuwan menilai ciri-ciri kepribadian wanita dan membaginya menjadi kuartil.

Baca Juga : Menurut Penelitian, Wanita dengan Pinggul Ramping Berisiko Lebih Tinggi Terkena Diabetes dan Serangan Jantung Mereka menemukan bahwa, dibandingkan dengan wanita di kuartil terendah optimisme, mereka yang paling optimis adalah 12 persen lebih kecil untuk terserang diabetes.

Sebaliknya, wanita yang paling mungkin mengekspresikan emosi negatif memiliki risiko 9 persen lebih tinggi terkena diabetes, dan mereka yang berada di kuartil permusuhan tertinggi adalah 17 persen lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa korelasi antara permusuhan dan risiko diabetes kurang kuat pada wanita gemuk.

Luo dan rekannya menyimpulkan, "Optimisme yang rendah dan pikiran negatif serta permusuhan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes di kalangan wanita pascamenopause, independen dari perilaku kesehatan utama dan gejala depresi."

Baca Juga : Orang yang Optimis Selalu Memandang dari Sisi yang Lain

JoAnn Pinkerton, direktur eksekutif NAMS, berkomentar, "Karakter kepribadian tetap stabil sepanjang hidup seseorang; oleh karena itu, wanita dengan risiko lebih tinggi untuk diabetes yang memiliki optimisme rendah, negatifitas tinggi, dan permusuhan dapat memiliki strategi pencegahan yang disesuaikan dengan tipe kepribadian mereka."

Selain menggunakan ciri-ciri kepribadian untuk membantu mengidentifikasi wanita yang berisiko lebih tinggi terkena diabetes, pendidikan yang lebih individual dan strategi perawatan juga harus digunakan.

Yuk, tetap optimis!

Artikel Terkait