Advertorial
Intisari-online.com - Di pasaran terdapat banyak ragam merek pelembab wajah dengan varian harga yang bermacam-macam.
Ada pelembab wajah yang harganya hanya puluhan ribu rupian, namun juga banyak yang harganya mencapai jutaan rupiah.
Asumsi awam, produk yang berharga mahal pasti lebih baik. Hal ini selaras dengan ujar-ujar, 'ada harga ada barang'.
Namun, sebenarnya, apakah produk yang berharga mahal selalu lebih bagus dari yang murah?
Baca Juga : Bintik Susu Muncul di Wajah Anda? Hilangkan Lewat Cara Alami Ini
Dan apa pulaperbedaannya sehingga ada pelembab yang harganya lebih mahal dari ponsel?
Sebagai contoh adalah pelembab merek Creme de la Mer yang harga per botolnya hampir Rp 4 juta rupiah. Produk ini dipakai oleh selebriti seperti Charlize Theron dan Britney Spears.
Namun, ada juga produk-produk drugstore yang harganya sekitar 100 ribu rupiah dan direkomendasikan oleh dokter-dokter kulit.
Ada beberapa faktor mengapa sebuah produk moisturizer bisa dijual mahal. Menurut Dr.Craig Kraffert, dokter kulit spesialis kulit, krim yang mahal biasanya menggunakan teknologi terkini untuk menciptakan produknya.
"Kandungan pengharumnya, kemasan yang kedap udara juga biasanya lebih mahal, nama besar merek, formulasi, sampai prosesnya, bisa berpengaruh pada harga," kata Kraffert seperti dikutip dari Huffpost.
Ada juga beberapa kandungan spesifik yang bisa membuat harga produk jadi selangit. Kandungan yang disebut dengan zat aktif itu misalnya niacinamide, ceramides, asam hialuronat, hingga heparan sulfat.
Menurut ahli kimia kosmetik Perry Romanowski, dari sisi fungsi, sebenarnya pelembab yang mahal dan murah memakai bahan yang sama, yaitu humektan dan emolien. Humektan yang biasanya dipakai dalam moisturizer adalah asam hialuronat (hyaluronic acid).
"Asam hialuronat sebenarnya tetap asam hialuronat, jadi tidak perlu pakai produk yang mahal," kata Dr.Rachel Nazarian, ahli dermatologi.
Biaya marketing Biaya terbesar dari sebuah produk kosmetik, barangkali adalah biaya marketingnya. Kampanye marketing ini sangat penting karena akan menentukan bagaimana konsumen mempersepsikan sebuah produk.
"Produk yang dikampanyekan dengan baik akan memiliki persepsi yang baik dalam jangka panjang, bahkan walau produk itu sebenarnya tak efektif," kata Kraffert.
Seperti halnya produk fashion dari merek terkenal, produk kecantikan yang mewah pun dijual sebagai sebuah lifestyle.
Sebuah penelitian di Swedia membuktikan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang punya kesan mewah. Dalam penelitian itu, sejumlah wanita diminta menggunakan beberapa produk krim.
Pertama adalah produk mewah dalam kemasan aslinya, kedua adalah produk mewah dalam kemasan yang tidak ada merek, dan terakhir adalah produk krim murah yang ditaruh dalam kemasan mewah.
Hasilnya, mereka yang percaya menggunakan produk krim yang mahal akan memakainya secara teratur dibanding orang yang memakai produk murah.
Para ahli mengatakan bahwa produk yang murah dan mahal sebenarnya memiliki efektivitas yang tidak berbeda.
"Ini hanyalah permainan marketing. Ada tipe orang yang tidak mau membeli produk murah dan ada tipe orang yang tidak mampu membeli produk mahal tetapi berharap suatu hari bisa membelinya," kata Romanowski.
Lagi pula, saat ini banyak produk-produk kecantikan, baik yang murah atau mahal, berada dalam satu grup perusahaan.
Menurut Romonwski, ada kemungkinan produk itu saling berbagi formulasi dan zat kandungan. "Ini berarti produk yang murah atau mahal bisa jadi formulanya sama saja," katanya.
Tidak harus mahal Menurut ahli dermatologi Dr.Samer Jaber, kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk sebuah krim wajah.
Walau begitu, tetap ada manfaat dari produk-produk mahal itu. "Ketika kamu membeli produk moisturizer yang mahal, kamu membayar banyak hal. Kemasannya, marketingnya, dan terkadang ada beberapa zat di dalamnya yang jarang dan memang mahal," kata Jaber.
Baca Juga : Ternyata Ini 4 Alasan Banyak Orang Meninggal karena Gigitan Ular
Ia menegaskan, hanya karena sebuah kandungan itu mahal, bukan berarti lebih baik. Nazarian menambahkan, terkadang orang bisa lebih rajin memakai sebuah produk hanya karena produk itu mahal dan terkenal.
"Bila kamu malas pakai sebuah produk karena tidak suka dengan rasanya di kulit, tapi kamu merasa lebih termotivasi merawat kulit dengan produk seharga sejuta rupiah, maka untuk itulah kamu membayarnya," kata Nazarian.
Memang ada produk skincare yang murah tetapi saat dipakai lama meresapnya atau kemasannya sulit dibuka dan tidak praktis.
"Tak ada salahnya pakai pelembab mahal, terutama jika kamu suka efeknya pada kulit. Tapi, bisa jadi juga kamu akan mendapatkan hasil yang sama pada produk lebih murah," kata Jaber.
Menurut Nazarian, tak sedikit pasiennya yang lebih suka membeli produk mahal karena membuat mereka merasa lebih rajin merawat kulitnya dengan baik. "Dan itu priceless," katanya. (Lusia Kus Anna)
Baca Juga : Dijual Hingga Belasan Juta Rupiah, Ternyata Tas Gucci Hanya Gunakan Bahan Seharga Ratusan Ribu Rupiah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Beda Krim Pelembab Harga Jutaan dengan yang Murah?"