Intisari-Online.com – Cobalah sekali-sekali berjalan di bawah hujan deras dan perlahan-lahan rasakan: aromanya segar dan bersahaja.
Sebelum menyentuh tanah, hujan hanyalah air. Tidak berbau.
Tetapi setelah tetesan hujan menghantam tanah dan berinteraksi dengan kotoran, aroma hujan yang segar dan nyaris manis dilepaskan.
Baca Juga : Hujan Meteor Kerap Dianggap Ancaman, Tapi Jepang Justru Ingin Ciptakan Hujan Meteor Buatan, Untuk Apa?
Para ilmuwan berpikir mereka telah mengidentifikasi mekanisme yang tepat yang melepaskan aroma ini ke lingkungan sekitarnya.
Bau itu sebenarnya memiliki nama. Ini disebut "petrichor," dari kata Yunani "petra," yang berarti "batu," dan "ichor," yang mengacu pada cairan yang mengalir seperti darah di pembuluh darah para dewa.
Fenomena ini pertama kali dikarakterisasi (sebagai aroma yang akrab setelah hujan ringan) oleh dua ilmuwan Australia pada tahun 1964, tetapi sampai sekarang, para peneliti tidak memahami mekanisme fisik di baliknya.
Baca Juga : Inilah 5 Tips Ampuh Untuk Menghindari Flu Ketika Musim Hujan Tiba
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR