Advertorial

Menikmati Keindahan Green Canyon, Bersantai Sambil Memacu Adrenalin

Ade S
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Jika di Arizona, Amerika Serikat ada Grand Canyon, maka di Pangandaran, Indonesia ada Green Canyon.
Jika di Arizona, Amerika Serikat ada Grand Canyon, maka di Pangandaran, Indonesia ada Green Canyon.

Intisari-Online.com - Jika di Arizona, Amerika Serikat ada Grand Canyon, maka di Pangandaran, Indonesia ada Green Canyon.

Keduanya sama-sama memanjakan mata pengunjungnya dengan keindahan alam berupa tebing-tebing hasil ‘goresan alam’ yang tentunya sangat alami.

Tapi tentu saja, untuk orang Indonesia, Green Canyon jauh lebih terjangkau secara jarak dan ongkos bukan?

Tenang, dijamin Anda tidak akan menyesal lebih memilih mengunjungi Green Canyon dibandingkan Grand Canyon.

Sebenarnya nama asli dari Green Canyon adalah Cukang Taneuh yang berarti “jembatan tanah” dalam bahasa Sunda.

Baca Juga : 5 Tempat Paling Rahasia di Dunia yang Tak Boleh Kita Kunjungi: Ada Pulau Kematian hingga Pulau Berhantu

Memang terdapat sebuah jembatan dengan lebar 3 meter di atas tebing kembar yang tentu saja berfungsi baik bagi penduduk setempat maupun bagi para pengunjung.

Lalu, bagaimana ceritanya Cukang Taneuh belakangan lebih dikenal dengan Green Canyon?Ternyata penyebabnya, menurut penuturan warga, adalah kehadiran seorang turis Prancis di Cukang Taneuh pada 1993.

Melihat banyaknya lumut di sekitar tebing sekaligus terinspirasi oleh Grand Canyon, sang turis tersebut pun menyebut Cukang Taneuh sebagai Green Canyon.

Ketinting

Green Canyon sendiri terletak di Desa Kertayasa, Ciamis, Jawa Barat. Lokasinya berjarak 50 km dari jalur utama pantai selatan atau sekitar 31 km atau 45 menit berkendara dari Pangandaran.

Ketika tiba di pintu masuk utama yang juga area parkir Green Canyon, Anda akan melihat banyak perahu berbaris rapi di tepi sungai.

Nah, perahu-perahu yang dikenal sebagai “ketinting” inilah yang akan mengantarkan Anda menikmati keindahan Green Canyon. Jangan lupa siapkan uang Rp125.000 untuk menyewa satu perahu yang biasanya bisa diisi oleh enam orang.

Beberapa saat setelah menaiki ketinting, Anda akan menemukan sungai akan menyempit dengan beberapa perahu bersandar di sebuah dermaga batu.

Kini saatnya Anda benar-benar menikmati kejaiban alam yang oleh beberapa orang dijuluki sebagai “sepotong surga di Bumi” tersebut.

Tebing-tebing berwarna hijau oleh lumut yang membuat sungai menyempit inilah yang akan terus Anda temui selama menyusuri Green Canyon.

Bosan? Ah, rasanya sulit merasakannya ketika Anda sudah terbuai oleh keindahannya.

Apalagi, Anda juga akan beberapa kali melewati stalaktit-stalaktit (batangan kapur yang terdapat pada langit-langit gua dengan ujung meruncing ke bawah) indah nan alami yang masih dialiri oleh air tanah.

Selama Anda menyusuri Green Canyon, Anda akan melihat air yang terus-menerus turun di menembus celah-celah tebing hingga memunculkan suara gemuruh air terjun.

Masyarakat setempat menyebut fenomena ini sebagai “hujan abadi”, sebab tetesan-tetesan air tersebut menimbulkan efek hujan.

Tak lupa pepohonan yang rindang akan menimbulkan pemandangan menyejukan mata, dan mungkin juga hati Anda.

Jika Anda merasa cara menikmati Green Canyon ini terlalu biasa, cobalah terjun ke sungai langsung dari pinggir tebing.

Baca Juga : Masih Juga Lapar Saat Jalani Diet Keto? Simak 6 Penyebabnya Ini!

Salah satu spot paling sering dijadikan titik “atraksi meloncat” adalah sebuah “payung” yang terbentuk oleh tebing.Tinggi dari titik ini hingga permukaan sungai sekitar 15 meter. Tapi ingat, jangan asal loncat, ya. Dengarkan dulu intruksi dari pemandu.

Beberapa hal yang biasanya disampaikan oleh pemandu antara lain Anda harus memastikan tidak ada orang di bawah sungai yang akan Anda lompati serta posisi tubuh saat jatuh disarankan untuk berdiri agar tidak sakit saat membentur permukaan sungai.

Bawa Uang Tunai dan Baju Ganti

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan ketika akan mengunjungi Green Canyon adalah membawa uang tunai yang cukup. Sebab di area wisata ini cukup sulit untuk menemukan ATM.

Sementara Anda harus membayar perahu “ketinting” yang disewa serta untuk menyantap makanan seusai menyusuri Green Canyon.

Kemungkinan besar Anda akan merasa sangat lapar seusai menyusuri Green Canyon dalam kondisi tubuh yang basah.

Nah, soal tubuh yang basah, calon pengunjung Green Canyon juga diwajibkan membawa baju ganti atau cadangan, untuk menggantikan baju yang basah.

Jika ingin mendokumentasikan pengalaman Anda selama di Green Canyon, ada baiknya Anda membawa kamera atau smartphone yang tahan air.

Soal waktu terbaik untuk mengunjungi Green Canyon, banyak yang merekomendasikan untuk datang saat musim kemarau agar debit air normal dan warna air sungai yang hijau toska terlihat.

Jika datang saat musim hujan, debit air akan tinggi dan warna air pun akan cokelat. Untuk menuju ke Green Canyon, jika Anda berangkat dari Jakarta, Anda bisa menggunakan mobil untuk menempuh Bandung untuk kemudian menuju Tasikmalaya.

Dari Tasikmalaya, Anda akan diberi dua pilihan jalur, yaitu jalur Tasik-Ciamis-Kota Banjar-Pangandaran-Parigi-Cijulang sejauh 170 km atau jalur Tasik-Cipatujah-Cikalong-Cimanuk-Cijulang dengan jarak tempuh 60 km.

Namun, perlu diingat, meski jarak jalur kedua lebih pendek, jalanan yang akan dilalui mengalami kerusakan parah. Jadi bisa saja waktu tempuhnya justru lebih lama dibandingkan jalur pertama.

Baca Juga : Taman Neraka Adalah 1 dari 5 Tempat Wisata Unik yang Ada di Dunia, Berani Mengunjunginya?

Artikel Terkait