Advertorial

Pasar Lok Baintain, Pembeli dan Penjual Mesti Mengikuti Aliran Sungai Martapura

Yoyok Prima Maulana

Editor

Keunikan lain dari pasar Lok Baintain adalah penjual-pembeli tidak bertransaksi di satu tempat. Mereka bergerak mengikuti aliran sungai.
Keunikan lain dari pasar Lok Baintain adalah penjual-pembeli tidak bertransaksi di satu tempat. Mereka bergerak mengikuti aliran sungai.

Intisari-online.com - Pasar yang terapung-apaung adalah destinasi wisata khas Kalimantan yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Pasar Terapung Lok Baintan.

Berada di sungai Martapura, kegiatan di pasar tersebut hampir sama dengan pasar terapung di tepi sungai Barito, Pasar Terapung Muara Kuin.

Yang membedakan hanyalah para pedagangnya menggunakan topi yang disebut tanggui.

Lokasi pasar tradisional ini terletak di desa Sungai Pinang, kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Untuk menuju ke sana bisa melalui jalan darat dari kota Banjarmasin ke arah sungai tabuk melewati Jalan Martapura Lama.

Atau naik angkutan umum dari Terminal Induk Banjarmasin. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke tujuan.

Pasar ini masih sangat tradisional. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar, untuk beraktivitas.

Mereka memulai kegiatannya usai salat subuh atau sekitar pukul 05.00 WITA hingga pukul 09.00 WITA. Melihat kegiatan mereka secara langsung sangat mengasyikan.

Apalagi diiringi pantulan sinar matahari terbit yang berkilat-kilat di permukaan sungai. Bagi pecinta fotografi, haram hukumnya untuk tidak mengabadikan momen tersebut.

Baca Juga : Planetarium Jakarta, Wisata Edukasi Mengenal Lebih Dekat Tata Surya

Keunikan lain dari pasar ini adalah penjual-pembeli tidak bertransaksi di satu tempat. Mereka bergerak mengikuti aliran sungai.

Masyarakat setempat menyebutnya pasar balarut (berlarut). Jika ada yang membutuhkan barang dagangannya, pembeli dengan jukungnya akan menghampiri sambil berlarut bersama arus sungai.

Para pedagang, yang umumnya wanita, menjajakan hasil produksi sendiri atau tetangganya.

Mereka disebut dukuh, Sementara tangan kedua yang membeli dari dukuh untuk dijual kembali dipanggil panyambangan.

Umumnya barang-barang yang dijajakan adalah buah-buahan, sayur mayur, dan beragam hasil bumi lain.

Anda bisa bertransaksi langsung dengan mereka. Tapi jangan kaget kalau sebagian besar dari tidak mau menerima uang.

Sebab sistem jual beli di Pasar Terapung Lok Baintan tidak seperti ketika bertransaksi di toko-toko biasa.

Kebanyakan dari mereka masih menerapkan cara tradisional atau sistem barter. So, sulit untuk mendapatkan sebiji jeruk di sana karena biasanya harus melakukan barter satu keranjang penuh.

Cara paling mengasyikkan untuk menikmati wisata di tempat ini adalah turut langsung dalam kegiatannya.

Jangan hanya menonton di tepian sungai, tapi ikut serta naik ke atas jukung yang bergerak mengikuti aliran air.

Mintalah izin ke salah satu pedagang agar boleh ikut naik ke atas perahu. Jika Anda sopan, biasanya mereka akan menerima dengan ramah.

Usai menikmati perjalanan di atas jukung, sempatkanlah sarapan dengan menu ketupat kandangan yang fenomenal itu.

Atau menu soto banjar yang juga tak kalah terkenal. Tak perlu jauh-jauh turun ke darat karena banyak pedagang yang berjualan soto di atas perahu mereka.

Tertarik untuk mengarungi wisata sungai di Lok Baintan?

DO & DON'T

- Jaga agar sungai tetap bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan.

- Jangan lewatkan untuk naik ke jembatan gantung dan memotret dari sana ketika pasar terapung sudah mengalir di bawahnya.

- Sebaiknya berangkat pagi-pagi karena pada pukul 09.00 WITA keramaian pasar sudah hampir habis.

Baca Juga : Gunung Agung di Ujung Ekor Naga yang Masih Liar

Artikel Terkait