Advertorial
Intisari-Online.com – Salah satu aktor senior Indonesia, Robby Tumewu, meninggal dunia dalam usia 65 tahun hari ini, Senin (14/1/2019).
Kabar meninggalnya pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 4 Desember 1953 itu dibenarkan oleh bintang sinetronDebby Sahertian, saat dihubungi melalui telepon, Senin siang.
"Iya benar Robby Tumewu meninggal,” kata Debby Sahertian Sahertian seperti dilansir dari wartakota.tribunnews.com.
“Dia akan dikremasi tapi menunggu keluarganya dari luar negeri. Karena semua keluarganya di luar negeri.”
Baca Juga : Dulu Alami Stroke dan Kaki Kirinya Harus Diamputasi, Sekarang Dia Pelari Maraton Dengan 1 Kaki
"Beliau (Robby Tumewu) itu kan sudah tiga kali pecah pembuluh darahnya dari 2010 lalu.”
“Nah, tapi meninggalnya karena sakit infeksi paru," ucapnya.
Debby dilaporkan terakhir membesuk Robby pada pertengahan Desember 2018 lalu untuk merayakan Natal bersama.
Saat membesuk, kondisiRobby Tumewu sudah dalam kondisi yang memprihatinkan. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, karena penyakitnya sudah cukup parah.
Infeksi paru-paru atau pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru. Akibatnya kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak.
Ada banyak penyebab infeksi paru-paru dan tahukah Anda salah satunya adalah mengupil?
Diketahui banyak orang yang memiliki kebiasaan mengupil, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Hal ini dilakukan bisa karenasudah terbiasa dengan hal itu atau hanya ingin membersihkan kotoran di hidung.
Baca Juga : Polisi Nyatakan Wanita Ini Sudah Tewas dan Dikirim ke Kamar Mayat, Tapi Tiba-tiba Dia Hidup Kembali
Namun, sering kali, dalam melakukannya orang tak pandang bulu apakah tangan mereka bersih atau kotor, terutama pada anak-anak.
Nah, sebuah penelitian baru memperingatkan bahwa mengupil bisa menyebarkan bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi paru-paru.
Penelitian yang dipublikasikan di European Respiratory Journal ini pertama kali menunjukkan bahwa penularan pneumonia dapat melalui kontak antara hidung dengan tangan.
Untuk itu, para ahli menyarankan kepada orangtua agar menjaga kebersihan mainan dan tangan anak-anak mereka.
Hal itu bertujuan untuk membantu melindungi anak-anak dan menghindari penyebaran bakteri.
Peneliti utama Dr. Victoria Connor, seorang peneliti klinis di Liverpool Hospital, mengatakan bahwa infeksi pneumokokus adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab 1,3 juta kematian pada anak-anak di bawah lima tahun setiap tahunnya.
Memiliki pemahaman tentang bagaimana bakteri menyebar akan memungkinkan penanganan yang lebih baik agar penularan dapat dikurangi, sehingga ada pencegahan infeksi pneumokokus yang lebih besar.
Para peneliti menemukan bahwa bakteri dapat berpindah dari tangan ke hidung.
Penularan itubisa terjadi dengansaat orang-orang mengupil,atau menggosokkan hidung dengan punggung tangan mereka.
Connor mengatakan bahwa mungkin tidak realistis untuk meminta anak berhenti mengupilatau menggosok hidung mereka.
Kehadiran bakteri juga kadang-kadang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak-anak dan dapat mengurangi peluang mereka untuk membawanya lagi di kemudian hari.
Sehingga tidak jelas apakah benar-benar mengurangi penyebaran pneumokokus pada anak-anak adalah hal terbaik.
Tapi untuk orangtua, karena penelitian ini menunjukkan bahwa tangan cenderung menyebarkan pnemumokokus (radang paru-paru), ini mungkin penting ketika anak-anak melakukan kontak dengan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Dalam situasi ini, memastikan kebersihan tangan dan mainan atau benda lain mungkin akan mengurangi risiko terkena infeksi pneumokokus seperti pneumonia.
Profesor Tobias Welte, Presiden European Respiratory Society menambahkan, "Studi percontohan ini adalah yang pertama untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri pneumokokus dapat menyebar melalui kontak langsung, bukan hanya melalui pernapasan pada bakteri di udara." (Tatik Ariyani)
Baca Juga : Bayi 4 Bulan Ini Tewas karena Popoknya Tak Diganti Selama 9 Hari Lebih, Bahkan Ada Belatung di Tubuhnya!