Advertorial
Intisari-Online.com -Seorang komedian yang dikenal dengan nama panggung Aa Jimmy (35) alias Heriyanto telah menjadi salah satu korban dalam bencana tsunami Banten, Sabtu (22/12/2018).
Diketahui Aa Jimmy bersama dengan Ade "Jigo" waktu itu tengah menjadi pembawa acara dalam gathering PLN di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, ketika gelombang tsunami tiba-tiba menghantam sekitar pukul 21.33 WIB.
Kabar tersebut diungkapkan oleh vokalis Seventeen, Ifan, dalam wawancara via telepon dengan TVOne, Minggu (23/12/2018).
"Kebetulan yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri itu ada Aa Jimmy, kebetulan MC nya Aa Jimmy sama Ade Jigo eks Teamlo"
"Ade alhamdulillah selamat, cuma Aa Jimmy meninggal," kata Ifan, seperti dikutip Kompas.com.
Ia mengatakan, ketika berhasil menyelamatkan diri ke daratan, Ifan melihat jenazah Aa Jimmy terbaring di pinggir pantai.
"Saya lihat jenazahnya di tepi pantai"
"Kalau pengisi acara lain aku enggak tahu"
Baca Juga : Tsunami Banten, Bukti Bahwa Hanya Soal Waktu Tsunami Terjang Wilayah Indonesia
"Cuma peserta gathering ada 260, belum sama keluarganya, event organizer dan kru panggung"
"Ini kebetulan gathering perusahaan, acara akhir tahun," ujar Ifan.
"Sebagian yang terlempar ke laut"
"Mungkin sekitar 70 persen terlempar ke daratan itu sebagian besar selamat."
"Yang kelempar ke laut sebagian besar meninggal"
"Karena saya lihat kepanikan orang," tambahnya.
Sementara itu, Ade Jigo sendiri yang juga menjadi korban tsunami akhirnya selamat dengan menderita sejumlah luka-luka dan bengkak.
Segera setelah dirinya selamat, Ade mengabarkan bahwa dia dan beberapa korban sedang berada di Klinik Alinda Husada.
Dia pun memperlihatkan kondisi korban lainnya yang dirawat di klinik tersebut.
Sebelumnya gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan.
Baca Juga : Diduga Jadi Penyebab Tsunami Banten, Gunung Krakatau Ternyata Raih Volcano Cup 2018, Pilihan para Vulkanolog
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.
BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.
Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.
Baca Juga : Gara-gara Harga Roti Naik Rp900, Negeri Ini Kini Berada Diambang Kekacauan Besar