Advertorial
Intisari-online.com - Beruntunglah kita hidup di Indonesia!
Walau banyak yang mengeluh mengenai ini-itu, setidaknya di negeri ini bahan pangan masih bisa dijangkau oleh masyarakatnya. Tidak sepertiwarga negara Sudan, Afrika.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/12) AFP mewartakan jika 8 orang demonstran warga Sudan meregang nyawa setelah ikut protes kenaikan harga roti.
Kenaikan harga roti ini mungkin terlihat sepele di mata dunia internasional, yakni dari 1 pound (Rp 304 perak) menjadi 3 pound (Rp 912 perak).
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Bayangkan saja di Indonesia untuk gunakan toilet umum dikenakan bayar Rp2 ribu.
Demonstrasi besar lantas melanda Sudan usai penetapan harga baru roti.
Protes bahkan menyebar sampai ibu kota Khartoum di mana polisi huru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa.
Dari 8 orang demonstran yang tewas ada seorang mahasiswa yang ikut demo di Al-Qadarif.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
"Situasi di Al-Qadarif di luar kendali dan mahasiswa bernama Moayed Ahmad Mahmoud terbunuh," kata anggota parlemen Mubarak al-Nur.
"Pihak berwenang mohon untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap demonstran, yang diminta untuk secara damai menggunakan hak mereka (untuk protes)," imbuhnya.
Meski begitu polisi tetap melakukan tindakan pembubaran menggunakan kekerasan.
Massa juga sebelumnya membakar markas Partai Kongres Nasional (NCP) milik presiden Omar al-Bashir.
Baca Juga : Beginilah Penampakan Kebun Ganja Senilai Rp19 Milliar yang Tersembunyi di Dasar Bumi
Ada juga kantor cabang NCP di dua tempat berbeda juga kena amuk massa.
"Mereka bahkan melempar batu ke bank-bank dan menghancurkan mobil," kata warga di Al-Qadarif, Tayep Omar Bashir.
Massa lantas bergerak ke kantor polisi, menyuarakan penggulingan rezim Omar al-Bashir.
Tiga pekan terakhir, pasokan roti di kota-kota Sudan mengalami kekurangan.
Baca Juga : Bocoran Beredar, Seperti Inikah 'Ponsel Murah' Xiaomi Harga Sejutaan?
Miris benar nasib negara Sudan, sudah harga komoditas tak mampu lagi di jangkau rakyat, kini roti sebagai makanan pokok mereka juga mau 'dibinasakan' sehingga mereka bingung mau makan apa.
Inflasi negara Sudan juga parah, mencapai 70 persen dan nilai tukar mata uang anjlok.
Sebenarnya Sudan negeri kaya minyak di Afrika.
Namun gara-gara campur tangan asing, negara itu pecah menjadi Sudan dan Sudan Selatan pada 2011.
Gegara itu, Sudan kehilangan tiga perempat dari cadangan minyaknya. (Seto Aji Nugroho/GridHOT)
Artikel ini pernah tayang di GridHot dengan judul Miris, Presiden Sudan Terancam Digulingkan Rakyat Hanya Karena Naikkan Harga Roti Jadi Rp 900 Perak!