Awalnya, BNPB dalam siaran persnya menyebutkan hal tersebut bukan tsunami, hanya gelombang tinggi.
"Gelombang naik cukup besar juga bersamaan dengan kencang. Fenomena ini disebabkan oleh adanya gelombang pasang.”
“Apalagi saat ini sedang bulan purnama sehingga menyebabkan permukaan air laut naik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Mohon maaf jika di twitt awal saya menyampaikan bukan tsunami tapi gelombang pasang. Adanya perubahan dan perbaikan informasi karena sesuai dengan data dan analisis terbaru. Jadi, benar ada tsunami di Selat Sunda. Kita semua mengacu BMKG.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 23, 2018
Namun Sutopo langsung mengklarifikasinya melalui akun resmi Twitternya, @Sutopo_PN.
"Mohon maaf jika di twitt awal saya menyampaikan bukan tsunami tapi gelombang pasang."
"Adanya perubahan dan perbaikan informasi karena sesuai dengan data dan analisis terbaru. Jadi, benar ada tsunami di Selat Sunda. Kita semua mengacu BMKG." tulis Sutopo.
Benar, ada tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda pada 22/12/2018, 20.27 WIB. Penyebab tsunami bukan gempabumi. Namun kemungkinan adanya longsor bawah laut pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau. Bersamaan dengan adanya gelombang pasang akibat bulan purnama. pic.twitter.com/5Y2ZY9f0bi
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 23, 2018
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR