Advertorial
Intisari-Online.com -Sebagai rangkaian dari kunjungan kerja ke Yordania, delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambangi Amman Chamber of Commerce (ACC).
Kunjungan tersebut untuk membahas perkembangan hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata RI-Yordania, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan bersama dalam rangka menguatkan hubungan bilateral kedua negara yang telah terjalin sejak lama.
Dipimpin oleh Juliari P. Batubara, delegasi BKSAP yang didampingi oleh Dubes RI Andy Rachmianto diterima oleh Vice Chairman Nafez S. Alayyan dan Board Members ACC, pekan ini.
Juliari menekankan bahwa kedua negara harus bersinergi untuk mengembangkan pertukaran perdagangan yang dinilai masih terlalu kecil.
“Yordania dapat menjadi pintu masuk bagi produk-produk Indonesia untuk dipasarkan di kawasan Timur Tengah, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat, karena telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Yordania,” kata Juliari melalui siaran pers, Kamis (20/12).
"Demikian pula dengan Indonesia yang dapat dijadikan pintu masuk bagi produk-produk Yordania di wilayah Asia Tenggara, yang berpenduduk sebanyak 700 juta jiwa."
Baca Juga : Jika Sampai Pesawat 'Siluman' F-35 Israel Bertemu Rudal S-300 Rusia di Suriah, Siapa yang akan Menang?
Juliari menambahkan bahwa Indonesia memiliki industri besar seperti otomotif dan pesawat terbang yang dapat dimanfaatkan oleh Yordania.
Indonesia telah mengekspor produk-produk kendaraannya ke berbagai negara, termasuk ke Yordania dan beberapa negara Timur Tengah.
Sementara itu, Dubes Andy menjelaskan bahwa Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan konstruksi yang berpengalaman dalam melaksanakan proyek-proyek konstruksi di beberapa negara dengan hasil yang memuaskan.
Tentunya, kerja sama di bidang konstruksi juga dapat dikembangkan antara Indonesia dan Yordania.
Di sisi lain, Nafez menekankan bahwa perusahaan-perusahaan konstruksi Indonesia dapat berpartisipasi pada proyek-proyek pembangunan kembali Suriah dan Irak pasca perang, yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Perusahaan konstruksi Indonesia tersebut disarankan untuk menanamkan modalnya terlebih dahulu dan bermitra dengan pengusaha di Yordania.
Baca Juga : Erdogan Berjanji Tarik Pasukannya dari Suriah Jika Rakyat Suriah Sudah Lakukan Ini
Sehingga, pada saat proyek rekonstruksi Suriah dan Irak dimulai, perusahaan Indonesia tersebut dapat langsung berpartisipasi secara aktif.
“Saya berharap perusahaan-perusahaan Indonesia di sektor lainnya dapat pula mengembangkan sayap bisnisnya ke Yordania,” jelasnya.
(Kiki Safitri)
Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Indonesia berpeluang garap proyek di Suriah dan Irak pasca perang".
Baca Juga : Pria Suriah yang 'Terdampar' di Bandara Malaysia Selama 7 Bulan Tanpa Uang Akhirnya Bisa 'Keluar' Bandara