Advertorial

Studi ‘Klaim’ Parasut Tidak Bisa Selamatkan Nyawa Kita Saat Loncat dari Pesawat atau Ketinggian

Mentari DP
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Namun sebuah studi mengklaim bahwa parasut bahkan tidak bisa menyelamatkan seseorang yang melakukan loncatan dari pesawat terbang.
Namun sebuah studi mengklaim bahwa parasut bahkan tidak bisa menyelamatkan seseorang yang melakukan loncatan dari pesawat terbang.

Intisari-Online.com – Sebuah video menjadi viral setelah diunggah beberapa waktu lalu.

Dilansir daridailymail.co.ukpada Selasa (18/12/2018), ada sebuah rekaman video berdurasi 18 detik yang memperlihatkan t seseorang berada di atas gedung tinggi. Lalu dia tiba-tiba melompat.

Diketahui, seseorang yang melompat tersebut bernama Bogdan Firsov (15).

Firsov tidak mencoba bunuh diri, melainkan sedang melakukan uji coba terhadap parasut buatannya sendiri.

Baca Juga : Tragis! Demi Uji Coba Parasut Buatannya, Remaja Ini 'Rela' Lompat dari Lantai 14 dan Tewas Seketika

Jadi, dia ingin melompat dari sebuah gedung berlantai 14 di kota Makiivka, Ukraina timur.

Sementara orang yang merekam video ini adalah ibu dari Firsov. Bahkan sang ibu terdengar memberi semangat kepada si anak.

Sayangnya, kejadian tersebut berubah menjadi sesuatu yang mengerikan saat parasut buatan Firsov tidak terbuka atau bekerja sempurna.

Firsov pun jatuh ke tanah dan tewas di tempat.

Menurut polisi, Firsov memang menggunakan helm saat melompat dan di bawah tanah terdapat sebuah matras. Namun kedua hal tersebut tidak bisa menyelamatkan nyawa Firsov.

Beberapa ahli berkomentar bahwa untuk menguji coba parasut setidaknya diperlukan posisi yang cukup tinggi, sekitar gedung lantai 25.

Namun sebuah studi mengklaim bahwa parasut bahkan tidak bisa menyelamatkan seseorang yang melakukan loncatan dari pesawat terbang.

Baca Juga : Ngeri, Inilah Foto-foto Jalan Gubeng Surabaya yang Ambles Sedalam Sekitar 10 Meter dan Panjang 50 Meter

Dilansir dari livescience.com pada Rabu (19/12/2018), sebuah studi yang diunggah pada Kamis (13/12/2018) dalam jurnal The BMJ's Christmas issue mencoba menjelaskannya.

Dalam studi, para peneliti menguji efektivitas parasut pada 23 orang yang jatuh dari pesawat.

Mereka melengkapi separuh peserta dengan parasut, dan yang lain setengah melompat keluar dari pesawat dengan ransel kosong North Face diikat ke punggung mereka.

Hasilnya mereka menemukan bahwa parasut tidak membuat perbedaan apakah peserta dalam penelitian itu bisa selamat atau tidak.

"Penelitian inovatif kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik pada hasil utama [kematian] antara peserta yang menggunakan parasut dan tidak,” kata para peneliti.

Tentu saja, sulit untuk menemukan orang yang bersedia melompat dari pesawat yang tingginya berada ribuan kaki dari tanah.

Apalagi untuk melakukan penelitian untuk mencoba apakah parasut berfungsi atau tidak.

Tetapi setidaknya laporan penelitian ini berusaha membantu agar orang-orang berpikir dua kali sebelum melakukannya (lompat dari ketinggian dan menggunakan parasut).

Baca Juga : Kesalahan Pedikur dan Manikur Ternyata Dapat Membahayakan Kesehatan Kita

Sebab, menurut para peneliti, jumlah kematian dari mereka yang menggunakan parasut dan yang tidak adalah sama. Tidak ada perbedaan yang berarti.

Salah satu alasan mengapa tingkat perbedaan tidak berarti adalah fungsi parasut yang jarang diuji coba.

“Kami tidak mengatakan bahwa semua parasut tidak berfungsi. Hanya saja, terkadang ada beberapa keterbatasan untuk melakukan uji coba pada parasut secara berkala.”

“Kami percaya setiap organisasi yang menjalankannya sudah tahu keamanan parasut.”

“Jadi ini tergantung bagaimana Anda (calon pengguna) bersikap,” tutup para peneliti.

Studi ini tidak melarang Anda melakukannya (loncat dari ketinggian dan menggunakan parasut).

Namun ada kalanya, Anda harus berpikir dua kali sebelum melakukannya. Jangan hanya ingin dibilang ‘keren’ tapi hal tersebut membahayakan nyawa Anda.

Baca Juga : Saat Jalan Gubeng Surabaya Ambles, Terdengar Suara Gemuruh hingga Ledakan

Artikel Terkait