Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang anak berusia 14 tahun menderita stroke kejut.
Dokter menyebut diatidak akan pernah bisa berjalan, berbicara atau makan lagi.
Namun, kemudian dia membuktikan bahwa dokter salah dengan yang dikatakan sebelumnya.
Joseph Long, dari Phoenix, Arizona,sedang berada di rumah bersama empat saudara perempuan dan bibinya, sementara ibunya sedang menjemput mereka makan malam pada tanggal 28 September lalu.
Baca Juga : Kisah Getir Cyntoia Brown, Mantan Budak Nafsu yang Dipenjara 51 Tahun Karena Melakukan 'Perlawanan'
Tetapi sesaat sebelum ibunya kembali, Joseph turun dari kamarnya. Dia mengatakan tidak enak badan, lalu segera pingsan.
Ketika ibunya datang, Joseph muntah dan pingsan lagi. Setelah itu, Joseph dibawa ke rumah sakit.
Dokter di rumah sakit anak menduga Joseph terkena stroke yang dipicu oleh aneurisma otak.
Meskipun telah menjalani operasi selama enam jam, dokter mengatakan kerusakan begitu besar sehingga Joseph akan cacat seumur hidup.
Namun, apa yang dikatakan dokter tidak terbukti setelah Joseph kini bisa berjalan, berbicara, dan makan.
Sebelum Joseph sembuh, ibunya, Kc Nicole Long (35), sangat ketakutan dengan apa yang menimpa anaknya.
Sebelum insiden itu, Nicole adalah ateis. Namun, saat berada di ambulans yang membawa putranya ke rumah sakit, dia mulai meminta kepada Tuhan untuk tidak mengambil putranya dari dirinya.
Baca Juga : Sulit Digunakan, Ini Peran Avia S-199 dan Pembom B-17 Saat Angkatan Udara Israel Membom Kairo
Saat berada di dalam ambulans, Joseph mulai mengalami gangguan dan paramedis mulai melakukan CPR.
Mereka membawa Joseph ke rumah sakit terdekat, namun rumah sakit tersebut tidak dilengkapi dengan peralatan untuk merawat seorang anak.
Sambil menstabilkan kondisi Joseph, para staf kemudian membawa Joseph ke rumah sakit anak setempat.
Dokter yang dihubungi menduga otak Joseph berdarah.
Baca Juga : Jangan Pernah Pisahkan Kuning Telur dari Putihnya, Mengapa? Ahli Gizi Berikan Jawabannya
Direktur bedah saraf datang ke ruangan dan mengkonfirmasi keadaan Joseph.
Joseph tidak hanya menderita pendarahan otak, tetapi juga inter-kranial, inter-ventrikel dan itu sangat besar. Pendarahan menyebabkan otaknya membengkak dan memberikan tekanan yang luar biasa pada sumsum tulang belakang.
Setelah persetujuan ditandatangani, Joseph dioperasi selama enam jam untuk mengevakuasi darah dan memotong aneurisma.
Ahli bedah menemukan bahwa Joseph memiliki malformasi arteri (AVM) yang bersarang di otaknya.
Itu tidak menyebabkan masalah apa pun sampai saat itu, namun tampaknya dinding pembuluh darah melemah, memicu stroke.
Darah adalah racun bagi otak. Ketika merembes melalui dinding pembuluh darah yang lemah, itu merusak bagian otak kecilnya.
Aneurisma dapat tumbuh di pembuluh darah di tubuh, namun, dua tempat yang paling umum adalah aorta perut dan otak.
Jika aneurisma otak pecah, itu dapat menyebabkan gejala yang jelas eperti sakit kepala tiba-tiba, leher kaku, mual dan muntah, serta nyeri saat melihat cahaya.
Sekitar tiga dari lima orang yang mengalami pendarahan subarachnoid meninggal dalam waktu dua minggu.
Setengah dari orang-orang yang bertahan hidup memiliki kerusakan otak yang parah dan cacat.
Beruntungnya, Joseph menjadi salah satu yang sembuh dengan cepat setelah menderita stroke.
Baca Juga : Hati-hati, Bedak Talk Bukan Hanya Bica Picu Masalah Pernapasan, Tapi Juga Kanker Ovarium