Advertorial

Kisah Daeng Kacong, Puluhan Tahun Hidup di Gubuk Reyot Seperti Kandang Bebek Bersama Anaknya yang Alami Gangguan Jiwa

Intisari Online
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Kakek Kacong hanya tinggal bersama putranya, Manga’ (51) yang mengalami gangguan jiwa  di gubuk reyot yang hanya berukuran 4x4 meter.
Kakek Kacong hanya tinggal bersama putranya, Manga’ (51) yang mengalami gangguan jiwa di gubuk reyot yang hanya berukuran 4x4 meter.

Intisari-Online.com -Daeng Kacong (82), warga Dusun Manrimisi Lompo, Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Maros, membutuhkan uluran tangan dari pemerintah, Rabu (21/11/2018).

Pasalnya, pria paruh baya tersebut terpaksa tinggal di gubuk reyot yang hanya berukuran 4x4 meter.

Kacong hanya tinggal bersama putranya, Manga’ (51) yang mengalami gangguan jiwa.

Keluarga miskin tersebut sudah puluhan tahun hidup di gubuk yang dipenuhi dengan sampah plastik.

Baca Juga : Hasyim Asyari, Kakek Gus Dur, Pendiri Pesantren Tebuireng yang Tidak Melulu Mengajarkan Pengetahuan Agama

Sampah tersebut di gunakan untuk memasak.

Gubuk tersebut tidak layak huni dan laiknya kandang bebek.

Seng sudah banyak yang bocor dan dinding rumah sudah lapuk.

Jika hujan mengguyur, Dg Kacong bersama putranya tidak bisa istrahat tenang.

Keduanya terpaksa bangun dan begadang, selama hujan berlangsung.

Mereka mencari tempat yang aman untuk berlinding.

Jika baring, maka bagian tubuhnya terkena air hujan yang tembus di seng bocor.

Baca Juga : Siswi Ini Bagikan Roti Berisi Abu Kremasi Kakeknya Sendiri Kepada Teman-temannya, Ngeri!

Meski mengalami gangguan jiwa, namun Manga kadang mencari ikan di sungai untuk dikonsumsi bersama ayahnya yang sudah lama sakit.

Untuk kebutuhan beras, Manga aktif membantu tetangganya yang membutuhkan tenaganya.

Dari situ, Manga diberikan beras dan kebutuhan sehari-hari.

Jika beras habis, keduanya kadang tidak makan. Mereka hanya mengandalkan bantuan warga jika stok berasnya habis.

"Sudah 20 tahun mereka tinggal di sini. Kalau untuk kebutuhan sehari-hari, dia mengharapkan bantuan dari tetangga. Anaknya kadang normal, kadang sakit secara tiba-tiba," kata seorang tetangga, Yusuf.

Baca Juga : Diimingi Uang Sebesar Rp2.000, Bocah 8 Tahun Dicabuli Kakek 80 Tahun

Saat ditemui, Daeng Kacong masih lahap mencicipi makanan peringatan Maulid yang diberikan oleh tetangga.

Sementara putranya sementara mempersiapkan jala yang akan digunakan menangkap ikan.

Selama ini, Kacong luput dari perhatian pemerintah. Dia tidak pernah mendapat bantuan beras miskin, berupa uang dan bedah rumah.

Padahal, Kacong sudah beberapa kali didata tapi tidak pernah ada bantuan perbaikan rumah.

Baca Juga : Dengan Berani, Gadis 8 Tahun Hentikan 4 Perampok Bersenjata yang Serang Kakeknya

"Kalau Kacong sakit, petugas Puskesmas yang datang ke sini dan memberikannya obat," katanya.

Dg Kacong yang sudah tidak bisa mendengar dan melihat dengan baik tersebut, dulunya bekerja sebagai buruh tani. Sementara istrinya sudah meninggal 30 tahun silam.

(Ansar)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Kisah Kakek di Maros Tinggal di Gubuk, Puluhan Tahun Tanpa Bantuan".

Baca Juga : Bermodal Tidur dengan Kucing, Kakek Ini Kumpulkan Uang Hampir Rp600 Juta

Artikel Terkait