Jika penerangan di dalam rumah menggunakan jaringan PLTS, maka lampu pekarangan bisa menggunakan lampu LED bertenaga Matahari yang mandiri. Artinya, lampu LED-nya memperoleh pasokan daya dari panel sel surya yang terpasang di kap lampu. Karena hanya untuk satu atau dua lampu LED maka panel sel surya yang dibutuhkan tidak terlalu luas. Cukup sekitar 15 cm x 15 cm yang diletakkan di bagian atas kap.
Panel sel surya tersebut menangkap sinar Matahari, lalu mengubahnya menjadi listrik yang kemudian disimpan di dalam dua buah baterei tipe AA. Untuk mengisi penuh baterei yang dapat diisi ulang ini butuh minimal empat jam penyinaran. Sedangkan lama menyalanya lampu LED dengan kondisi baterei terisi penuh sekitar 10 jam. Lampu model ini ada yang menggunakan saklar on/off, ada yang tidak. Pada jenis terakhir lampu akan menyala saat gelap dan mati saat terang. Harga lampu ini berkisar di angka seratusan ribu rupiah.
Memang mahal investasi di awal. Namun kita tak perlu waswas manakala PLN terganggu sehingga harus melakukan pemadaman bergilir seperti pengalaman teman saya tadi. Setidaknya rumah tidak gelap atau waswas karena nyala lilin. Kita pun ikut mendukung gerakan listrik hijau.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR