Advertorial
Intisari-Online.com - Gagasan untuk bisa hidup selamanya memang terdengar tidak masuk akal.
Namun, bagaimana dengan ide mengawetkan otak, mengubahnya menjadi data digital dan menghidupkan semua ingatan itu kembali?
Meski terdengar terlalu rumit dan nyaris mustahil, sebuah perusahaan start-up digital asal Amerika Serikat, Netcome.
Netcome berani menjanjikan sebuah program digital yang bisa mengubah data otak manusia menjadi data digital dan seolah-olah menghidupkan kembali seseorang berdasarkan memori otaknya.
Prosedur ini bisa berakibat fatal, karena orang yang menjalaninya pasti akan meninggal.
Caranya dengan mengawetkan otak seseorang dalam keadaan masih hidup.
Netcome meyakini untuk bisa mengawetkan memori dan data pengetahuan di dalam otak hanya bisa dilakukan saat seseorang masih hidup.
Cairan kimia Netcome akan mengawetkan tubuh dan otak seseorang hingga ribuan tahun, sehingga suatu hari nanti, otak bisa dirubah menjadi digital dan dihidupkan ulang melalui program komputer.
(Baca Juga:5 Penjara Super Ekstrem Milik CIA yang Tidak Pernah Anda Bayangkan Sebelumnya)
Tentu saja karena cairan ini harus dimasukkan ke dalam otak saat Anda masih hidup, cairan ini sekaligus akan membuat Anda terbunuh.
"Bisa dibilang praktik ini serupa dengan praktik bunuh diri legal, seperti di klinik Dignitas, Swiss," kata Robert McIntyre, salah seorang pendiri Netcome.
Beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan Swiss memang melegalkan bunuh diri dalam pengawasan.
Perusahaan ini membidik orang-orang dengan sakit yang tidak bisa disembuhkan.
(Baca Juga:Fakta Gadis-gadis Penghibur Kim Jong Un dan Kegemarannya Belanja Pakaian Dalam Wanita Hingga Rp 41 Miliar)
Karena mereka memberi harapan bahwa meski raganya nanti sudah tiada, pikiran dan kenangan mereka masih hidup dalam sebuah program komputer.
Seorang miliarder dari Silicon Valley bernama Sam Altman (32 tahun) bahkan telah mendaftarkan dirinya untuk proyek ini.
"Apakah aku takut? Tidak. Aku tidak takut, aku membayangkan semua kenangan dan pikiranku diunggah, disimpan dalam cloud drive. Rasanya seperti hidup abadi," ungkap Altman.
Altman bukan salah satunya, sudah ada 24 orang yang mendaftar dan masuk ke dalam daftar tunggu Netcome.
Padahal untuk bisa menjalani "bunuh diri legal" ini, seseornag harus membayar sebesaar Rp 138 juta.
Itu saja masih harus masuk daftar tunggu karena Netcome belum bisa menjamin kapan programnya bisa dilaksanakan.
Bisa saja ini barus bisa dilakukan di masa depan, ketika programnya telah sempurna dan pemerintah memperbolehkan Netcome melakukan eksperimen ini.
Namun, dari banyaknya pendaftar, kita bisa melihat bahwa masih banyak orang yang ingin hidup abadi.
Apakah Anda tertarik bergabung dengan eksperimen Netcome ini?
(Baca Juga:Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)