Intisari-Online.com - Guratan di wajah Mbah Satiyah mengisyaratkan begitu lamanya roda perputaran zaman yang telah dilampauinya.
Rambutnya putih kusut tak lagi hitam. Sekujur kulitnya pun telah berkerut menyiratkan kian banyaknya ia makan asam garam kehidupan.
Mbah Satiyah asli Desa Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini diyakini oleh keluarganya berusia sekitar 120 tahun.
Seperti orangtua yang lahir pada zaman dulu, tak ada bukti otentik untuk bisa membenarkan usia sesungguhnya Mbah Satiyah.
(Baca juga: Meski Usianya Akan Capai 100 Tahun, Tapi Pria Ini Tak Berhenti Untuk Memecahkan Rekor Dunia Sebagai Perenang Tertua)
(Baca juga: Meninggal Dunia, ‘Janji’ Hugh Hefner untuk Tetap Berhubungan Seks Hingga Usia 100 Tahun Pun Kandas)
Penghitungan usia 120 tahun hanya berdasar perkiraan keluarga Mbah Satiyah dan berdasarkan kisah turun-temurun yang didukung orang tua lainnya di lingkungan Mbah Satiyah.
Selama ini Mbah Satiyah tinggal di rumah anaknya yang kelima, Sukayah (53), di Dusun Nganggil, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan.
Meski sudah lanjut usia, Mbah Satiyah nampak begitu sehat. Makan dan minum ala kadarnya tanpa adanya pembatas.
Berjalan kaki pun tidak harus merepotkan keluarganya walau acap kali memakai alat bantu tongkat.
Keperluan lain seperti mandi dan buang air di kamar mandi juga ia lakoni sendiri. Bahkan terkadang, nenek renta ini mencuci pakaiannya sendiri.
Namun sangat wajar jika di usianya yang sepuh ingatan Mbah Satiyah tak setajam dulu, namun saat diajak mengobrol ia masih fasih berbicara.
Hanya saja, instingnya saat mendengar dan melihat sudah mulai berkurang.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR