Mereka kelaparan dan beberapa sangat kurus hingga seperti kerangka berjalan. Tidak heran banyak yang hanya menunggu untuk mati saja.
Sering terjadi perkelahian di antara para tahanan yang berakhir dengan pembunuhan, namun sebagian besar tidak dihukum.
Ketika mereka akhirnya meninggal, tubuh mereka dimasukkan ke dalam gerobak dorong dan dibuang ke laut.
Banyak yang mencoba melarikan diri. Namun tewas di laut yang berbahaya di sekitar kepulauan tersebut, karena arus yang kuat dan keberadaan ikan hiu.
"Itu benar-benar neraka yang hidup, terutama bila Anda menyadari bahwa dari 70.000 pria, tiga perempat meninggal di sini karena penyakit, kelaparan, dan penganiayaan," kata petugas penjara Hermann Clarke dilansir dari news.com.
Pulau yang ditinggalkan ini telah direnovasi pada tahun 1980an, namun struktur aslinya tetap dipertahankan dan telah menjadi daya tarik wisata.
Penjara Guyana bahkan menginspirasi sebuah film berjudul Papillon yang pernah menduduki top box office.
(Baca juga: Bedanya Jet Tempur Rusia dan AS Milik TNI AU: Sukhoi Sekali Pakai Seperti Pusaka, F-16 Bisa Berkali-Kali Bagai Pedang)
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
KOMENTAR