Advertorial
Intisari-Online.com - Junaid Ahmed, pria berusia 22 tahun asal Essex, Inggris, ini mengaku terobsesi dengan selfie.
Dia dapat menghabiskan waktu hingga tiga jam untuk menyiapkan foto hariannya, bahkan dapat mengambil hingga 200 kali foto.
Akun instagram-nya diikuti oleh lebih dari 50 ribu orang. Dia akan sangat memilih foto mana yang akan diposting, dan jika like-nya kurang dari 600 seketika Junaid akan menghapusnya.
"Ketika saya memposting sebuah gambar, pada satu atau dua menit pertama saya mungkin akan mendapatkan 100 like dan saya menyukainya, HP saya menjadi gila, sungguh menakjubkan," katanya dilansir dari BBC.
(Baca juga:Mengapa Sebagian Besar Pesawat Hampir Selalu Dicat Putih? Inilah 4 Alasannya)
Pria muda ini juga melakukan perawatan mingguan agar dirinya tampil maksimal. Dia juga 'berdandan' sebelum melakukan foto.
Selama bertahun-tahun, Junaid juga menjalani beberapa prosedur kecantikan, termasuk veneer gigi, pengisi pipi, pengisi rahang, pengisi bibir, botox tato alis bertato dan sedot lemak.
Mungkin hal itu agak aneh bagi seorang pria, tapi bagi Junaid dia mengklaim itu semua layak selama dirinya mendapat perhatian yang dia cari di media sosial.
"Bertahun-tahun yang lalu saya tidak pernah terlihat seperti ini. Dulu saya sangat alami. Tapi saya hanya berpikir dengan obsesi media sosial. Saya ingin meng-upgrade diri saya sekarang," ujarnya.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan obsesi terhadap selfieadalah kondisi yang disebut Selfitis.
Sedangkan dorongan untuk mengambil selfie dan mengunggahnya di media sosial lebih dari enam kali sehari adalah selfitis kronis, menurut para periset di Nottingham Trent University dan Thiagarajar School of Management di India.
Sejalan dengan hal itu, Robert Locke pakar kesehatan hubungan dalam lifehack.org, mengatakan selfie dapat seperti rokok yang menyebabkan kecanduan.
Setidaknya dia mengungkapkan 5 dampak buruk dari selfie.
1. Selfie menciptakan risiko privasi
Terlalu banyak mengunggah foto apalagi jika dilakukan di tempat-tempat pribadi seperti rumah atau kamar dapat mengundang tindakan negatif, orang akan sangat mudah menemukan di mana Anda tinggal.
Apa pun yang Anda lakukan atau unduh di komputer akan meninggalkan jejak digital.
2. Selfiedapat menyebabkan kecanduan
Mencoba mendapatkan selfie sempurna untuk akun Instagram? Jangan mencoba terlalu keras karena bisa menjadi kecanduan dan Anda mungkin terobsesi.
Contoh ekstrem adalah kisah Danny Bowmanyang akhirnya mencoba bunuh diri, setelah tidak bisa mendapatkan selfie sempurnanya.
(Baca juga:Orangtua Kaget Ketika Menaruh Kamera Rahasia di Rumahnya, Balita Mendapat Perilaku yang Membuatnya Trauma)
3. Selfie dapat merusak hubungan yang nyata
Teman sejati akhirnya tidak menyukai Anda saat Anda terlalu banyak mementingkan diri sendiri. Hal itu bisa merusak persahabatan dan hubungan.
Temuan mengejutkan tersebut oleh peneliti Universitas Heriot-Watt, Edinburgh. Mereka menemukan bahwa kecanduan selfie berdampak negatif pada tingkat keintiman.
4. Selfieterlalu menekankan penampilan fisik
Bukankah lebih bagus lagi jika kita bisa memposting foto kejujuran, toleransi, dan kebaikan seseorang di media sosial?
Mereka ingin terlihat sempurna, dalam kasus ekstrim dapat menyebabkan trauma emosional.
Dia menjadi benar-benar terserap dengan dirinya sendiri dan biasanya terisolasi secara sosial dan emosional.
5. Mengeposkan terlalu banyak selfie bukanlah sebuah gangguan
Ya, mengunggah 6 kali sehari dapat disebut selfitis kronis, namun ini bukan gangguan.
Tetapi ini dapat meenjadi kondisi yang mengkhawatirkan.
(Baca juga:Sama-sama Jadi ‘Pabrik’ Hoaks, Ini Bedanya The Family MCA dan Saracen)