Advertorial
Intisari-Online.com -Akhir 1965, para pemimpin Vietnam Utara di bawah komando Paman Ho Chi Minh mengubah taktik pertempuran melawan pasukan Amerika.
Diinstruksikan kepada para gerilyawan di Selatan untuk menghindari pertempuran terbuka dan secepatnya membaur dengan rakyat bila dikejar musuh.
Taktik ini membuat pasukan Amerika sangat frustrasi karena secara sporadis dengan satuan kecil-kecil Viet Cong menyerang kedudukan pasukan Amerika hampir di semua front.
Jalan keluarnya adalah membumihanguskan semua kampung yang telah dikuasai agar terpisah antara gerilyawan dengan penduduk.
Dalam situasi seperti ini pasukan reguler Vietnam Utara masuk ke Vietnam Selatan dalam jumlah yang besar.
Mereka menyusun kekuatan dan melaksanakan pertempuran secara terencana dengan tujuan mengusir kekuatan asing di Selatan.
Kedatangan pasukan reguler Utara membuat militer Amerika seperti menghadapi medan pertempuran baru dan untuk sementara melupakan keberadaan Viet Cong.
Dengan taktik ini para gerilyawan lebih banyak berkonsolidasi sementara Amerika menghadapi tentara reguler dari Utara.
Hasil konsolidasi para gerilyawan ini mampu mengokohkan kedudukannya di tempat-tempat yang telah dikuasai, serta memanfaatkan logistik wilayah untuk melanjutkan perjuangan.
Bukan hanya itu, kesempatan yang ada ini juga dimanfaatkan untuk mulai membangun jaringan bawah tanah (tunnel rat).
Kecepatan kemampuan Viet Cong membuat jaringan bawah tanah sangat mengagumkan.
Berbekal pengalaman dan semangat juang jaringan bawah tanah ini mempunyai rancang bangun yang unik.
Tanpa peta Viet Cong mampu bermanuver dalam jaringan bawah tanah ini.
(Baca juga:8 Trik dari Orang Cerdas Untuk Hadapi Orang yang Tidak Disukainya, Nomor 3 Sangat Penting!)
Tapi tidak demikian dengan tentara Amerika yang nekat memasuki jaringan bawah tanah itu.
Mereka akan terjebak dalam jaringan bawah tanah yang mempunyai banyak cabang buntu dan mempunyai ukuran hanya buat orang Vietnam dan bukan orang Amerika.
Ditengarai jaringan terbesar yang disebut Iron Triangle terletak di daerah Cu Chi hanya 30 km dari Saigon.
Jaringan ini ternyata tidak diketahui pasukan Amerika hingga digunakan saat serangan Tet yang mematikan.
Taktik serangan yang identik dengan Serangan Oemoem 1 Maret yang lebih dikenal dengan sebutan Janur Kuning itu, sebenarnya suatu bentuk kesamaan yang bukan tanpa sengaja.
Usaha pasukan Amerika untuk menguak jaringan bawah tanah hampir tanpa hasil, meskipun beberapa lubang yang ditemukan sudah bisa langsung diledakkan.
Dengan senjata penyemprot api yang andal saat Perang Dunia II hampir tanpa arti saat digunakan di Vietnam.
Usaha dengan melepas anjing pelacak pun dapat ditangkal oleh Viet Cong.
(Baca juga:(Foto) Begini 8 Ilustrasi Orang Pemalas, Pernahkah Anda Melakukan Salah Satunya?)
Pasalnya Viet Cong juga menggunakan sabun mandi bahkan parfum yang dipakai orang Amerika guna mengecoh sang anjing.
Jaringan terpanjang ada di Cu Chi, mempunyai panjang hampir 200 km layaknya sarang tikus tanah.
Dilengkapi dengan aula untuk briefing, tempat latihan, kantor komandan, bahkan rumah sakit.
Jaringan ini layaknya sistem transportasi menuju medan laga yang terpadu.
Beberapa pintu masuk sangat tersamar bahkan ada pintu masuk yang hanya dapat diakses lewat sungai.
Dilengkapi dengan sistem ventilasi menjadikan jaringan ini nyaman digunakan untuk pasukan gerilya.
Bahkan dapur umum yang dirancang dekat dengan permukaan tanah mampu menyamarkan asap dapur, sangat tersamar di tengah pemukiman penduduk yang tentunya berpihak kepada para gerilyawan.
Dari tempat inilah nantinya serangan pembebasan Hanoi dimulai dan membuat pasukan AS lari tunggang-langgang.
(Baca juga:Amelia Earhart, Pilot Legendaris yang Sempat Hilang Secara Misterius Selama 77 Tahun)