Advertorial

Di Kota Solo, Setidaknya 1.200 Anjing Dikonsumsi Setiap Hari, Sebagian Besar Didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Timur

Moh Habib Asyhad

Editor

Ribuan anjing itu dipotong untuk dimasak dagingnya di 1366 warung yang tersebar di kota yang terkenal dengan tengklengnya itu.
Ribuan anjing itu dipotong untuk dimasak dagingnya di 1366 warung yang tersebar di kota yang terkenal dengan tengklengnya itu.

Intisari-Online.com -Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dog Friend Surakarta pada 2017 mencatat, setidaknya 1.200 anjing dipotong setiap hari untuk dikonsumsi warga kota Solo.

Anjing-anjing itu, masih menurut LSM tersebut, kebanyakan didatangkan dari daerah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Ribuan anjing itu, menurut ketua Dog Friends Surakarta Fredy Irawan, dipotong untuk dimasak dagingnya di 1366 warung yang tersebar di kota yang terkenal dengan tengklengnya itu.

Ia juga mecatat, bisnis ini melibatkan praktik-praktik yang kejam.

Bahkan, lanjut dia, sering kali anjing tidak dipotong, tetapi dicekik atau ditenggelamkan hingga mati.

(Baca juga:Ada Sejarah Unik di Balik Nama 'Hot Dog', Benarkah Dulu Terbuat dari Daging Anjing?)

“Ini penyiksaan. Sebab, pelanggan yakin, daging anjing jauh lebih nikmat jika darah anjing tidak mengalir saat hewan itu dibunuh,” ujar Fredy.

Pada 2017, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mengatakan, Solo menjadi kota dengan konsumsi daging anjing tertinggi di provinsi itu.

Dinas Peternakan mencatat, setidaknya 400 anjing dipotong setiap hari.

Angka ini meningkat drastis dari hanya 63 anjing yang dipotong pada 2015.

Selain di Solo, riset yang dilakukan Yayasan Perubahan untuk Hewan (CFAF) menunjukkan, level konsumsi daging anjing juga amat tinggi di Provinsi Sulawesi Utara.

CFAF menemukan, setidaknya 8.000 anjing, termasuk hewan yang dicuri dari kediaman warga atau diambil di jalanan, dipotong setiap pekannya.

“Amat penting untuk menghentikan penjualan daging anjing, tidak hanya untuk kesejahteraan hewan, tetapi juga untuk kesehatan manusia,” kata Lola Webber dari CACF.

Lola menambahkan, tidak mengonsumsi daging anjing bisa membantu mencegah penyebaran rabies kepada manusia.

(Baca juga:Nyai dan Kiai Slamet, Kerbau Sakti dari Surakarta yang Kutunya pun Diburu karena Dianggap Ikut Punya Kesaktian)

(Artikel ini sebelum tayang di Kompas.com, baca artikel lengkapnya di sini)