Johny menceritakan, sebetulnya Hotman sudah sejak lama terbiasa sarapan di tempatnya.
"Sebenarnya tempat sarapan dia banyak, tetapi di sini tempat rutin dia. Tempat mungkin dia merasa nyaman, happy, dan orangnya tipikal bebas dan mau merakyat," ujar Johny.
Saking seringnya Hotman nongkrong di Kopi Johny, ia bahkan memiliki semacam komunitas sendiri.
Johny tak menyadari secara pasti kapan kedai kopinya mulai kian ramai dengan pengunjung yang datang karena "efek" Hotman.
Namun, tak bisa dibantah, titel yang disandang Hotman membawa efek yang signifikan kedai itu, yaitu omzet Kopi Johny pun terdongkrak hingga sekitar 30 persen.
"Dengan Pak Hotman saya berterima kasih karena dengan dia juga saya terekspos, omzet naik, langganan bertambah banyak, dikenal orang," kata pria yang selalu tampil khas dengan pakaian putihnya.
Meski begitu, Johny menegaskan, Hotman selalu membayar pesanannya dan selalu menyampaikan bahwa Kopi Johny bukan miliknya.
Sebagai timbal balik, Johny memperlakukan Hotman sebagai tamu spesial, misalnya dengan menyediakan tempat parkir untuk mobil Hotman.
Tak hanya ramai publikasi, rasa kopi dari Kopi Johny pun disukai para penikmatnya.
Ketua MPR Zulkifli Hasan, salah satunya. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengaku kerap mengikuti tren media sosial Instagram, termasuk ramainya obrolan soal Kopi Johny yang menggunakan biji kopi toraja itu.
"Tidak hanya populer, tetapi juga kopinya enak. Kalau belum ke sini, belum ke Jakarta namanya," kata Zulkifli. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini pernah ditayangkan di Kompas.com dengan judul Kisah Kedai Kopi Johny, Kian Ramai Karena "Ulah" Hotman Paris.
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR