Intisari-Online.com - Orang Asia Timur sangat akrab dengan masker bedah.
Bukan lantaran ada penyebaran penyakit saja, masker bedah, menurut Jeff Lang, seorang penulis lepas yang tinggal di New York, saat ini merupakan fenomena umum yang kerap ditemui di wilayah ujung timur benua Asia itu.
Seperti apa sejarah singkat kenapa orang Asia Timur suka mengenakan masker bedah?
Seperti yang sudah dipaparkan, masker bedah sudah menjadi fenomena yang jamak ditemui di masyarakat Asia sejak awal abad ke-20.
Fenomena itu semakin gencar terjadi pada 2002 ketika wabah SARS menyeruak dan 2006 ketika isu flu burung sedang hangat-hangatnya.
(Baca juga: Anda yang Sering Pakai Masker, Sebenarnya Seberapa Sakti Masker Melindungi Kita dari Polusi Udara?)
Tidak hanya orang Asia yang ada di Asia, fenomena itu juga menjangkiti mereka yang berstatus imigran di negara lain.
Kebiasaan mengenakan masker bedah dimulai di Jepang awal abad ke-20, ketika endemi influenza menewaskan 20 – 40 juta orang di seluruh dunia.
Di India sendiri, influenza waktu itu menewaskan 0,5 persen penduduk di negara tersebut. Waktu itu, menutupi wajah dengan syal, kerudung, dan masker menjadi sesuatu yang lazim sampai akhirnya endemi itu hilang pada 1919.
Tidak lama berselang, ketika terjadi gempat bumi besar Kanto 1923, penggunakan masker di Jepang juga meledak.
Gempa itu sukses menghancurkan hampir 600 ribu rumah yang ada di wilayah paling padat di dunia waktu itu. Tidak berhenti sampai di situ, setelah gempa, langit Jepang dipenuhi asap dan debu selama berminggu-minggu.
Imbasnya, selama berbulan-bulan, kualitas udara di kota itu menurun drastis. Masker bedah dikeluarkan dari penyimpanan dan menjadi aksesoris banal di jalan-jalan Tokyo dan Yokohama.
(Baca juga: Beginilah Cara Agen CIA Menginterogasi Korbannya dengan Cara Murah tapi Sangat Kejam)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR