Advertorial
Intisari-Online.com -Wabah flu tahun ini disebut sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention AS, setidaknya 63 anak telah meninggal karena wabah flu tahun ini.
Angka itu cukup untuk membuat kita ketar-ketir terhadap siapa saja yang sedang batuk, entah di kendaraan atau fasilitas umum lainnya.
Lepas dari itu, apa yang kita alami sekarang sejatinya hanyalah pengulangan dari apa yang pernah kita alami di masa lalu.
Pada 1918, Flu Spanyol telah membunuh sekitar 675 ribu penduduk Amerika Serikat.
Di Kentucky, Palang Merah melaporkan bahwa orang-orang mati kelaparan, bukan karena makanan tidak tersedia melainkan karena takut berjumpa dengan orang yang terinfeksi.
Jika kita tidak waspada, kejadian masa lalu itu bisa saja terulang.
Jonathan D. Quick, MD., dan Bronwyn Fryer mengulas masa depan yang menyeramkan itu dalam buku The End of Epidemics.
Buku tersebut menggambarkan apa yang mungkin terjadi jika ada wabah serupa yang terjadi di AS.
“Bisnis dan industri berhenti,” dua penulis itu berspekulasi.
“Mencapai 3 triliun dolar (sekitar Rp41.095 triliun) … hilang seiring takutnya infeksi […] anak-anak berhenti sekolah. Tetangga menjadi kambing hitam tetangga lainnya. Orang-orang juga kelaparan.”
(Baca juga:Dua Orang Ini Meninggal Setelah Terserang Flu Berat, Para Ilmuwan Beri Saran 'Ekstrem')
Untungnya, Quick and Fryer telah berbagi pemikiran soal apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Atau setidaknya, kita bisa mengurangi dampaknya yang sangat mengerikan itu.
Menurut lembaga ini, setidaknya ada tujuh hal yang bisa kita lakukan:
Pemimpin
Presiden, Perdana Menteri, dan pemimpin global lainnya harus bekerja ekstra untuk memperhatankan kesehatan masyarakatnya.
Mereka juga harus tetap mengikuti perkembangan ilmiah (meskipun kadang itu tidak sejalan dengan keinginan politis).
Jika saja mereka sampai mengabaikan penyebaran penyakit ini, tinggal tunggu waktunya saja.
Ciptakan sistem yang tangguh
Quick and Fryer percaya pemerintah bisa melakukan upaya ini yang tujuannya untuk mencegah menularnya wabah ini.
(Baca juga:Gambar Apa yang Pertama Kali Anda Lihat akan Ungkap Ketakutan di Alam Bawah Sadar Anda)
Pencegahan dan deteksi dini
Seperti halnya penyakit lainnya, pencegahan dan deteksi sedini mungkin adalah kunci supaya wabah ini tidak menyebar secara masif.
Kita bisa memulainya dengan membiasakan kehidupan bersih, juga dengan vaksin.
Memerangi berita palsu
Ingat, desas-desus menyebar lebih cepat dibanding penyakit.
Tim komunikasi profesional diperlukan untuk memastikan media mendapatkan fakta yang dapat dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat, meski kadang fakta itu menakutkan.
Dukungan ilmuwan
Para ilmuwan perlu didanai untuk bekerja lebih ekstra demi menciptakan vaksin baru, mengembangkan tes baru untuk deteksi dini.
Mulai berinvestasi sekarang
Investasi, secara subtansial dapat mengurangi risiko penyebaran epidemi ini.
Jadilah penasihat
Setiap orang dituntut untuk menasihati para pemimpinnya bahwa mereka akan dimintai pertanggung jawaban kepada orang-orang yang mereka layani.
Yuk perangi wabah flu yang mulai menggila ini.