Advertorial
Intisari-Online.com - Ada yang mengatakan bahwa anak adalah rejeki dari Tuhan. Bila rejeki itu belum waktunya, anak itupun belum didapat meski segala upaya telah dilakukan.
Walaupun pada akhirnya mendapatkan anak yang diidamkan, takdir seseorang yang telah digariskan oleh Tuhan, tidak ada yang tahu.
Seperti kisah sedih Shishupalan dan Shebaa (42 tahun) dari Kerala, Distrik Kottayam, India.
Selama 18 tahun pernikahan, pasangan suami istri itu berusaha untuk mendapatkan bayi yang akan melengkapi rumah tangga mereka.
(Baca juga: Menyeramkan! Beginilah Penjara Phu Quoc Vietnam yang Tidak Manusiawi)
Selama bertahun-tahun itu pula mereka menjalani berbagai terapi kesuburan agar Sheeba bisa hamil.
Pada akhirnya, Sheeba bisa hamil. Kebahagiaan mereka semakin memuncak kala diberi tahu ibu paruh baya itu mengandung anak kembar berjenis kelamin perempuan.
Baik orangtua dan kedua keluarga pasangan itu sangat gembira saat tiba waktunya Sheeba melahirkan.
Kedua bayi itu lahir di sebuah rumah sakit di kota Thellakam pada Kamis 1 Februari 2018 lalu.
Sayangnya, salah satu bayi mereka terlahir dengan berat badan kurang sehingga harus dirawat di dalam inkubator.
Rencananya Sheba dan kedua bayinya bisa pulang ke rumah mereka pada Selasa 6 Februari 2018.
Sehari sebelum pulang, Senin (5/1), Sheeba tengah menyusui salah satu bayinya, sementara bayi yang lain ada di dalam inkubator.
Tiba-tiba Sheeba merasa pusing, yang tampaknya disebabkan tekanan darahnya turun.
(Baca juga: Ditinggal Kekasihnya Karena Tidak Cantik, Perempuan Ini Ubah Penampilannya, Hasilnya Bikin Pangling!)
Ia segera dipasangi alat pernafasan, tetapi dokter tidak bisa menyelamatkan nyawanya.
Sheeba pun meninggal setelah lima hari menjadi seorang ibu, keinginan yang telah begitu didambakannya selama 18 tahun.
Selasa (6/2) yang harusnya pulang ke rumah bersama bayinya, sebaliknya Sheeba harus dimakamkan. Sementara kedua bayinya masih dirawat di rumah sakit.
Dilansir dari situs Gulf News, Selasa (6/2), Kerala menjadi negara bagian terdepan di India akan parameter kesehatan, termasuk rendahnya tingkat kematian anak dan tingginya kesehatan ibu hamil.
Bulan lalu, tinggkat kematian anak dibawah usia 5 tahun di Kerala menurun sekitar 11 dari 1.000 kelahiran pada 2016, yang sebelumnya 13 dari 1.000 kelahiran pada 2015.
Begitu berdasarkan data dari Kantor Registrasi Umum India dan Dewan Sensus India.
Sementara pada pekan lalu, menteri keuangan Kerala T.M. Thomas Isaac mengalokasikan dana 16,86 miliar rupee atau Rp 2 triliun untuk anggaran pelayanan kesehatan masyarakat.
Ia juga mengumumkan adanya departemen onkologi di semua univeristas kedokteran di negara bagian tersebut mengingat akan peningkatan kasus penyakin kanker.
(Baca juga: Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)