Sempat menjalani lima operasi, dia kemudian harus menjalani operasi lagi, dibius total, dan dibedah tubuhnya. Operasi terakhir ini yang mengubah hidup dan keyakinannya.
Sekarang, dia merasakan sendiri bagaimana keadaannya saat hidupnya di ujung tanduk dan tergantung pada operasi.
(Baca juga: ‘Jalan Menuju Neraka’, Video Mengerikan yang Merekam Kobaran Api dari Kebakaran Hutan di Los Angeles)
"Tiba-tiba, saya sadar sedang berubah perpektif. Saya masih di meja operasi, tapi pada saat yang sama saya bisa melihat ibu dan adik perempuan saya duduk di sofa di rumah keluarga. Ribuan kilometer di sana, di New Delhi, tempat saya tumbuh," lanjutnya.
"Semuanya sangat detial. Adik saya memakai jeans dan sweater merah. Ibu saya mengenakan baju sari hijau dan sweater hijau. Bahkan, saya mendengar ibu saya meminta sop," katanya.
"Kemudian, saya seperti di sebuah tempat. Saya takut dan mendengar teriakan-teriakan kesakitan dan esedihan. Saya terseret ke situ dan berada di pinggir lembah denga api membara. Saya kemudian tahu bahwa saya berada di pinggir neraka," uajrnya.
"Saya mencoba menjauh. Tapi selalu saja ada yang mendorong saya ke arah neraka. Kemudian ada suara, 'Kamu punya hidup sangat materialistis dan egois.' Saya tahu, kata-kata itu benar dan saya merasa malu. Sudah lama saya kehilangan empati," aku Rajiv.
(Baca juga: Sering Bingung Hadapi Orang yang 'Doyan' Cari Perkara? Simaklah Kisah Pohon Neraka Ini)
Pensiun mengabdi pada kemanusiaan
Setelah melewati periode sulit dan aneh, Rajiv akhirnya memutuskan pensiun dari Bakersfield Heart Hospital. Dia menjual semua kekayaannya, termasuk mansion, mobil mewah, dan banyak materi berharga lainnya.
Istrinya mendukungnya. Dia kemudian mendirikan tempat praktek kesehatan untuk membantu orang yang sakit berobat, tanpa memikirkan materi. Ia ingin banyak menghabiskan waktu pada pengabdian kemanusiaan.
"Saya bisa melihat para dokter mengoperasi saya. Apakah itu benar-benar saya? Saya heran kenapa bisa ada di dua tempat," tutur Rajiv.
Rajif tahu betul dan merasakan nikmatnya berbagi dan tahu betul bahayanya hidup materialistik dan egois. Baginya, cukup mendapat pengalaman melihat neraka dan dia tak ingin masuk ke dalamnya. (Heri Prasetyo)
(Baca juga: George Kourounis, Satu-satunya Orang yang Pernah Jelajahi 'Gerbang Neraka')
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR