Advertorial
Intisari-online.com - Aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Zaadit Taqwa yang mengacungkan "kartu kuning" ke Presiden Joko Widodo di acara Dies Natalis ke-68 UI (2/2) bikin heboh publik.
Sebab, bagi yang paham sepabola, pasti tahubetul makna sebuah kartu kuning.
Artinya, pemain yang dikartu kuning diperingatkan agar tidak mengulangi kesalahannya lagi atau akan dikeluarkan dari lapangan.
Ikhwal mula terciptanya kartu kuning sendiri cukup menarik.
BACA JUGA:Inilah Daftar 7 Kota Paling Layak Huni di Indonesia! Adakah Kota yang Anda Tinggali?
Pemakaian kartu kuning dan kartu merah di sepakbola sebenarnya baru pada 1970.
Ide ini muncul ketika Piala Dunia di tahun 1966 berlangsung. Waktu itu wasitnya berasal dari Jerman bernama Rudolf Kreitlein.
Pada laga perempat final, Inggris bertanding versusArgentina.Kapten Argentina bernama Antonio Rattin melakukan pelanggaran.
Melihat itu, Kreitlein pun mengeluarkan kapten itu sambil berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Rattin. Karena tidak paham, Rattintetap di lapangan dan tterus bermain
BACA JUGA:Jago 'Ngedit' Foto, Hasil Foto Editan Pria Asal Batam Ini Seperti Asli, Dijamin Bikin 'Ngakak'
Wasit Inggris yang bertugas sebagai pengawas pertandingan saat itu adalah Ken Aston.
Ia masuk ke lapangan untuk membantu Kreitlein menyampaikan maksudnya kepada Rattin menggunakan bahasa Spanyol seadanya.
Pada suatu hariKen Aston berhenti di perempatan jalan dan melihat ke arah lampu lalu lintas.
Sebuah ide muncul. Ia memberi usul agar wasit dibekali kartu kuning dan merah.
Kartu kuning artinya adalah mendapatkan sanksi ringan atau peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran untuk berhati-hati agar tidak membuat kesalahan lagi dalam pertandingan.
Sedangkan kartu merah artinya pemain yang melakukan pelanggaran mendapatkan sanksi berat serta harus keluar dari lapangan.