Advertorial
Intisari-Online.com - Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto adalah total nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan WNI/WNA dalam suatu negara per tahun.
Di Tahun 2017 lalu Indonesia mencatatkan namanya sebagai negara yang dapat menghasilkan nilai GDP lebih dari AS$1 Triliun dalam setahun.
Ini artinya Indonesia boleh dibilang sejajar dengan Amerika yang nilai GDP-nya sudah tinggi sejak 1970, juga negara lain seperti Jepang, Prancis, Jerman, Australia, Korea Selatan dan China.
Bahkan di Asia Tenggara, Indonesia adalah yang pertama mengalahkan negara lainnya.
BACA JUGA:Sepenggal Kisah Bung Karno, Akad Nikahnya Hampir Batal Karena Dandan Terlalu Necis
Dilansir dari seasia.co, GDP Indonesia diperkirakan mencapai US $ 1,004 triliun pada tahun 2017, walaupun pertumbuhan ekonomi mungkin lebih rendah dari perkiraan semula yakni 5,2%.
Sedangkan menurut data bank dunia, pada tahun 2016, Indonesia berada di urutan 16 dari 198 negara di dunia dengan nilai GDP mencapai US $1,046,923 dalam setahun.
Hal ini salah satunya karena liberalisasi peraturan investasi asing yang mendorong arus masuk FDI (Foreign Direct Investment).
Dengan mengatasi kemacetan dalam transportasi, pertanian dan perikanan, dan diversifikasi energi, Indonesia dapat membuka peluang bisnis sebesar $ 1,8 triliun pada tahun 2030.
BACA JUGA:Mengherankan! Magelang Hujan Es dan Angin Kencang
MicKinsey, perusahaan konsultan manajemen multinasional menyarankan untuk mencapai potensi penuhnya, produktivitas tenaga kerja perlu tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,6%.
Perekonomian Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan merupakan salah satu pasar negara berkembang terbesar di dunia.
GDP Indonesia diproyeksikan akan melampaui $ 3.7 triliun pada tahun 2030.
Indonesia memiliki populasi yang besar dan cepat tumbuh (250 juta), pengeluaran rumah tangga kelas menengah yang tumbuh dengan cepat diproyeksikan di berbagai industri.
Saat ini ekonomi terbesar ke 16 di dunia, McKinsey memperkirakan Indonesia bisa melompat ke posisi 7 (menyalip Jerman dan Inggris) jika bisa meningkatkan produktivitas.
Populasi yang tumbuh dengan cepat, menambah 90 juta lebih banyak orang selama dua dekade ke depan, dapat memacu konsumsi domestik.
Negara ASEAN lain yang akan segera menyusul Indonesia dengan nilai GDP triliun dolar pada tahun 2030 adalah Malaysia, Thailand, dan Filipina.