Advertorial
Intisari-Online.com - Pada hari ini Kamis tanggal 25 Januari 2018 adalah Hari Gizi Nasional.
Peringatan ini memang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi demi kelangsungan hidup yang sehat dan berkualitas.
Apalagi permasalahan gizi sangat berkaitan kita semua, baik pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa bahkan lansia.
Namun lansia sering menjadi pusat perhatian.Kenapa lansia? Ada apa dengan gizi lansia?
(Baca juga:Wah, Menurut Ahli Gizi IPB, MSG Tidak Berbahaya untuk Tubuh Lho...)
(Baca juga:Gawat! Di Asmat, 61 Anak Meninggal Dunia dalam 4 Bulan Akibat Campak dan Gizi Buruk)
Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang.
Di dalam struktur anatomis, proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Lansia banyak mengalami perubahan seiring bertambahnya usia.
Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh, kemampuan kognitif maupun status mental.
Herry (2008) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perubahan pada sistem gastrointestinal dapat menyebabkan penurunan efektivitas penggunaan zat-zat gizi sehingga dapat menyebabkan permasalahan gizi yang khas lansia.
Masalah gizi yang terjadi pada lansia dapat berupa gizi kurang atau gizi lebih.
Darmojo (2009) menjelaskan bahwa lansia di Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan dalam keadaan kurang gizi adalah 3,4 persen, berat badan kurang 28,3 persen, berat badan lebih 6,7 persen, obesitas 3,4 persen, dan berat ideal 42,4 persen.
Untuk mencegah masalah kekurangan dan kelebihan gizi bagi lansia, dapat dilakukan dengan pengaturan pola makan dengan jumlah yang cukup. Pengaturan pola makan tersebut, dapat dilihat sebagai berikut:
- Kalori
Pada lansia, kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5 persen pada usia 40 - 49 tahun dan 10 persen pada usia 50 - 59 tahun serta 60 - 69 tahun (Fatmah, 2010).
Menurut WHO dalam Fatmah 2010, kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia (>60 tahun) pada pria adalah 2.200 kalori dan pada wanita yaitu 1.850 kalori.
Perbedaan kebutuhan kalori pria dan wanita ini didasarkan pada adanya perbedaan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme basal yang berhungan dengan pengurangan massa otot.
(Baca juga:Benarkah Telur Ayam Kampung Lebih Bergizi Dibanding Telur Ayam Negeri?)
- Karbohidrat dan serat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia.
Setiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernapas, kontraksi jantung dan otot, serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisisk (Fatmah, 2010).
- Protein
Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan pemelihara sel.
Menurut Fatmah 2010, pemeliharaan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis protein didalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti.
Dengan bertambahnya usia, perlu pemilihan makanan yang kandungan proteinnya bermutu tinggi dan mudah dicerna. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari nilai biologis tinggi seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.
- Lemak
Lemak dalam tubuh berfungsi untuk membantu dalam pengaturan suhu, memberikan sumber energi cadangan, memudahkan penyerapan vitamin yang larut dan mengurangi sekresi asam dan aktivitas otot perut (Miller, 2004).
Lemak dikategorikan menjadi dua, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
Konsumsi lemak jenuh berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.Sedangkan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dapat diturunkan dengan mengkonsumsi jenis lemak tak jenuh. Beberapa makanan yang mengandung lemak tak jenuh adalah bawang putih, tempe, teh, anggur, apel, avokad, dan ikan.
Jadi, status gizi pada lansia juga sangat pentinguntuk peningkatan kesehatan kondisi fisik lansia.
(Baca juga:Seblak Menyebabkan Usus Buntu? Ini Penjelasan Pakar Gizi)