Selain gugus tempur militer AS yang selalu siaga melakukan pengawalan terhadap E-4B, di lingkungan bandara Soekarno Hatta sendiri secara diam-diam pasukan khusus TNI juga melakukan pengawalan.
(Baca juga: Polah 'Sadis' Raja-raja Mataram di Sela-sela Waktu Semadi Meminta Berkah dari Nyai Roro Kidul)
Pengawalan yang dilakukan secara senyap itu demi mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang bisa menimpa E-4B.
Sebagai pesawat komando nuklir yang bisa mengaktifkan peluncuran rudal nuklir dari udara berdasar perintah Presiden AS, dalam kondisi darurat E-4B bahkan sanggup terbang sampai beberapa hari.
Untuk kebutuhan bahan bakar yang merupakan syarat utama demi terbang nonstop itu, E-4B secara teknis bisa mengisi bahan bakar di udara (air refueling) menggunakan pesawat tanker.
Jadi dalam setiap penerbangan E-4B, pangkalan militer AS dalam jangkuan terdekat juga selalu menyiagakan pesawat tanker demi kapan saja siap ‘’menyusui’’ E-4B.
Pada dasarnya sebagai pesawat kepresidenan E-4B telah dirancang untuk menghadapi semua keadaan darurat.
Misalnya selalu tersedia parasut bagi semua awaknya, tersedia kapsul parasut khusus untuk menyelamatkan presiden, dan lainnya.
Bahkan dalam kondisi sangat darurat, prosedur untuk menghancurkan diri jika E-4B sampai jatuh ke tangan musuh juga telah disiapkan.
(Baca juga: (Video) Penuh Haru, Keluarga Arab Lepas Kepulangan TKW Indonesia yang Sudah 33 Tahun Bekerja Dengan Mereka)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR