Advertorial
Intisari-Online.com - Kehadiran pesawat penentu “kiamat dunia” Boeing E -4B “Doomsday” yang merupakan pesawat komando nuklir USAF ke Indonesia, Selasa (23/1/2018) sebenarnya tidak sendirian.
Sebagai salah satu pesawat kepresidenan AS, keberadaan E-4B selalu dimonitor oleh pangkalan-pangkalan terdekat militer AS.
Secara diam-diam E-4B juga dikawal oleh kapal induk dan jet-jet tempur AS yang rutin berpatroli di udara.
Misalnya saja, jika E-4B sedang berada di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, maka tanggung jawab untuk mengamankan pesawat dan isinya berada di bawah komando Armada ke-7 AS yang berada di Asia-Pasifik (US Pasific Command).
(Baca juga: (Foto) Apa Jadinya Jika Para Pemimpin Dunia 'Nyontek' Gaya Rambut ala Pasha 'Ungu'? Inilah Hasilnya)
Bisa dipastikan ketika Menteri Pertahanan AS Jim Mattis yang menggunakan E-4B sedang berada Jakarta, maka di perairan internasioal Laut Jawa sudah siaga kapal induk AS dan kapal selam AS.
Jet-jet tempur USAF pun terbang rutin untuk melakukan patroli di ruang udara internasional di atas Laut Jawa.
Tujuan utama kekuatan gugus tempur (Task Force) US Pasific Command itu memang demi menjamin keamanan E-4B baik ketika berada di udara maupun di darat.
Meski di udara E-4B bisa melakukan bela diri ketika diserang jet tempur musuh dengan persenjataan yang dimiliki.
Untuk melawan jet-jet tempur musuh yang mencoba menembak jatuh E-4B, yang ‘’wajib’’ menghadapi adalah jet-jet tempur pengawal yang bisa hadir dalam hitungan detik.
Pasalnya jet-jet tempur pengawal E-4B itu, diam-diam selalu melakukan terbang patroli rutin di mana saja E-4B berada.
Sementara selain mengandalkan pengawalan dari jet-jet tempur USAF atau US Navy yang sedang terbang patroli rutin, E-4B juga dikawal oleh jet-jet tempur yang berpangkalan di kapal induk.
Selain gugus tempur militer AS yang selalu siaga melakukan pengawalan terhadap E-4B, di lingkungan bandara Soekarno Hatta sendiri secara diam-diam pasukan khusus TNI juga melakukan pengawalan.
(Baca juga: Polah 'Sadis' Raja-raja Mataram di Sela-sela Waktu Semadi Meminta Berkah dari Nyai Roro Kidul)
Pengawalan yang dilakukan secara senyap itu demi mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang bisa menimpa E-4B.
Sebagai pesawat komando nuklir yang bisa mengaktifkan peluncuran rudal nuklir dari udara berdasar perintah Presiden AS, dalam kondisi darurat E-4B bahkan sanggup terbang sampai beberapa hari.
Untuk kebutuhan bahan bakar yang merupakan syarat utama demi terbang nonstop itu, E-4B secara teknis bisa mengisi bahan bakar di udara (air refueling) menggunakan pesawat tanker.
Jadi dalam setiap penerbangan E-4B, pangkalan militer AS dalam jangkuan terdekat juga selalu menyiagakan pesawat tanker demi kapan saja siap ‘’menyusui’’ E-4B.
Pada dasarnya sebagai pesawat kepresidenan E-4B telah dirancang untuk menghadapi semua keadaan darurat.
Misalnya selalu tersedia parasut bagi semua awaknya, tersedia kapsul parasut khusus untuk menyelamatkan presiden, dan lainnya.
Bahkan dalam kondisi sangat darurat, prosedur untuk menghancurkan diri jika E-4B sampai jatuh ke tangan musuh juga telah disiapkan.
(Baca juga: (Video) Penuh Haru, Keluarga Arab Lepas Kepulangan TKW Indonesia yang Sudah 33 Tahun Bekerja Dengan Mereka)