Lulusan MULO hanya diterima di kelas tiga HBS karena ilmu kimia tidak diajarkan di MULO, sedangkan di HBS pelajaran kimia dimulai di kelas tiga.
(Baca juga: Gempa Jakarta: Apa yang Menyebabkan Bumi 'Bergoyang'?)
(Baca juga: Gempa Jakarta: Benarkah Hewan Mampu Memprediksi Terjadinya Gempa?)
"Untuk pertama kali aku menghadapi 'krisis pelajaran'. Karena bingung dan patah hati, aku mau berhenti saja bersekolah dan mulai makan gaji," ungkap Hatta.
Jabatan yang ditujunya adalah asisten pos. Di tempat ini gaji permulaannya sudah relatif tinggi.
Meskipun prospek pekerjaan itu cukup menarik bagi Hatta, akhirnya ia menyerah pada bujukan ibu dan pamannya untuk memasuki MULO di Padang.
Ia lulus pada Mei 1919 sehingga dapat melanjutkan ke Sekolah Dagang PHS di Batavia. Mei 1921 ia lulus dari sekolah ini.
Pada 3 Agustus 1921, Hatta sudah berada di Kapal Tambora, dan 5 September 1921 berlabuh di Rotterdam, untuk selanjutnya menjadi mahasiswa di Handels Hogeschool, Rotterdam.
Seandainya Soekarno diizinkan ibunya meneruskan studi di Belanda setamatnya dari HBS Surabaya 10 Juni 1921, tentu ia akan bertemu dengan Hatta sebagai mahasiswa di Negeri Kincir Angin.
Kalau ini terjadi, barangkali suasana Perhimpunan Indonesia di Nederland bisa jadi berbeda, dan mungkin akan mengubah hubungan Soekarno - Hatta. Kenyataannya, nasib menentukan lain bagi Soekarno.
(Baca juga: (Foto) Masih Ingat Rob? Ternyata Ia adalah 'Orang Ketiga' di Antara Pasangan Selebritas Dunia, Ini Buktinya)
Dalam biografi yang ditulis Cindy Adams, terjadi dialog antara Soekarno dengan ibunya, agar Soekarno tidak berlayar ke Belanda.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR