Advertorial

Apa pun Peristiwa yang Terjadi, Pasti ada Sebuah Alasan yang Mendasarinya

Moh Habib Asyhad

Editor

Tertegun dan terdiam Dr Mark menangis, air matanya mengalir di pipinya. Dia berbisik, Tuhan itu hebat! dan mengingat kembali urutan kejadian.
Tertegun dan terdiam Dr Mark menangis, air matanya mengalir di pipinya. Dia berbisik, Tuhan itu hebat! dan mengingat kembali urutan kejadian.

Intisari-Online.com – Dr. Mark, seorang spesialis kanker terkenal sedang dalam perjalanan ke sebuah konferensi penting di kota lain, di mana ia akan diberi sebuah penghargaan di bidang penelitian medis.

Ia sangat bersemangat untuk menghadiri konferensi tersebut dan sangat ingin mencapainya sesegera mungkin.

Ia telah bekerja keras dan lama dalam penelitiannya dan merasa bahwa usahanya pantas mendapatkan penghargaan tersebut.

Namun, dua jam setelah pesawat lepas landas, pesawat melakukan pendaratan darurat di bandara terdekat karena ada halangan teknis.

Karena takut tidak akan berhasil mencapai tempat konferensi tepat waktu, Dr. Mark, segera pergi ke meja resepsionis dan mengetahui bahwa penerbangan berikutnya ke tempat tujuan setelah sepuluh jam.

(Baca juga:Perubahan Iklim Membuat Hutan Panama Ini Tampak Lebih Cantik dari Sebelumnya)

Resepsionis itu menyarankan agar ia menyewa mobil dan pergi ke tempat konferensi yang hanya berjarak empat jam perjalanan.

Tidak punya pilihan lain, pria itu menyetujui ide tersebut, meski ia benci untuk mengemudi jauh.

Mark pun menyewa mobil dan memulai perjalanan.

Namun, baru saja ia memulai perjalanan, cuaca tiba-tiba berubah dan badai berat mulai terjadi.

Hujan lebat membuat sangat sulit untuk melihat jalan dan melewati jalan yang seharusnya.

Setelah dua jam mengemudi, dia yakin, dia tersesat.

Mengemudi di tengah hujan lebat di jalan sepi, merasa lapar dan lelah, dia dengan panik mulai mencari pertanda peradaban.

(Baca juga:(Foto) Masih Ingat Rob? Ternyata Ia adalah 'Orang Ketiga' di Antara Pasangan Selebritas Dunia, Ini Buktinya)

Setelah beberapa lama, akhirnya dia menemukan sebuah gubuk kecil yang jauh dari kondisi bagus.

Karena putus asa, dia keluar dari mobil dan mengetuk pintu.

Seorang wanita muda yang cantik membukakan pintu.

Mark menjelaskan situasinya dan bertanya apakah dia bisa menggunakan teleponnya.

Namun, wanita tersebut mengatakan bahwa dia tidak memiliki telepon atau gadget apapun namun menyuruh Mark masuk dan menunggu sampai cuaca membaik.

Lapar, basah dan kelelahan, dokter itu menerima tawaran wanita yang baik hati itu.

Wanita itu memberinya teh panas dan sesuatu untuk dimakan. Mark pun merasa rileks.

Wanita tersebut memintanya untuk bergabung dengannya untuk berdoa.

Tapi, Dr. Mark tersenyum dan mengatakan bahwa dia hanya percaya pada kerja keras dan menyuruh wanita itu untuk melanjutkan doanya.

(Baca juga:Katrina Leung, Intelijen Perempuan China yang Mengobrak-abrik Gedung Putih Berkat ‘Diplomasi Ranjang’-nya)

Sambil duduk di kursi, dokter melihat wanita itu duduk dalam cahaya remang-remang lilin saat dia berdoa di samping tempat tidur bayi yang kecil.

Setiap kali dia selesai berdoa, dia akan memulai yang lain. Mark merasa bahwa, wanita itu membutuhkan pertolongan, dan kemudian berbicara kepadanya begitu dia menyelesaikan doanya.

Mark bertanya kepada wanita itu apa sebenarnya yang dia inginkan dari Tuhan, dan bertanya apakah dia mengira Tuhan akan mendengarkan doanya. Dia juga bertanya tentang anak kecil itu di tempat tidur didoakan oleh wanita itu.

Wanita itu tersenyum sedih dan mengatakan bahwa anak di buaian adalah anaknya yang menderita kanker langka dan hanya ada satu dokter Mark, yang bisa menyembuhkannya tapi dia tidak punya uang untuk membayar biaya dan apalagi, Dr Mark tinggal di kota lain yang jauh.

Wanita itu mengatakan bahwa Tuhan pasti akan menjawab doanya suatu hari dan akan memberikan jalan keluar suatu hari nanti dan menambahkan bahwa dia tidak akan membiarkan rasa takutnya untuk mengatasi imannya.

Tertegun dan terdiam Dr Mark menangis, air matanya mengalir di pipinya. Dia berbisik, Tuhan itu hebat! dan mengingat kembali urutan kejadian.

(Baca juga:Bak Raja! Pria Ini Tinggal di Istana Pasirnya Selama 22 Tahun di Pinggiran Pantai, Kok Tidak Hancur Ya?)

Artikel Terkait