Intisari-Online.com - Pada 1970 banyak terapis kejiwaan yang menyarankan untuk marah, karena justru kemarahan itu menyehatkan.
Sejarah ilmu psikologi menyebutkan, bahwa ada pergeseran makna mengenai amarah sejak dulu dan sekarang.
Dulu amarah adalah sebuah refleksi, namun sekarang, marah adalah sebuah reaksi dari emosi.
Nah, jika Anda merasa ingin marah, tidak perlu repot-repot menahannya.
Baca Juga: (Foto) Lucu! Totalitas Para Guru Ini Dalam Mengajar Memang Tidak Dapat Diragukan Lagi
Mengapa? Karena amarah adalah sebuah refleksi bagi jiwa.
Kita hanya perlu mengedepankan pikiran dibanding perasaan ketika kita dilanda kemarahan.
Amarah yang sehat berarti mengambil waktu untuk mematikan keinginan emosional.
Dengan aspek yang rasional, kita belajar untuk mengesampingkan emosi.
Saat itu, kita akan belajar untuk mengaktifkan sisi kepekaan dan kemanusiaan kita.
Salah satunya adalah kedewasaan.
Kita hidup di tengah masyarakat yang menganggap amarah adalah sesuatu yang buruk.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR