Ketika itu lewat dukungan oleh Sindikat, dalam pemilihan oleh Congress Parliamentary Party, Indira mengalahkan Morarji Desai dengan perbedaan suara 355 berbanding 169.
Tahun 1971, Indira kembali terpilih dengan slogan “Abolish Poverty”. Namun pada 1975, Indira menemukan sejumlah kecurangan dalam aturan pemilihan. Dan memang kemudian pendiriannya yang teguh itu dijungkirbalikkan oleh Pengadilan India.
Selain itu Indira juga menyampaikan pandangannya guna mengontrol pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ia menyarankan untuk mengampanyekan program sterilisasi sukarela. Idenya itu dengan cepat melahirkan kritik secara luas.
Untuk mengamankan kekuasaannya dan sebab meningkatnya kerusuhan, pada 26 Juni 1975, Indira Gandhi mendeklarasikan negara dalam keadaan darurat yang tak lain merupakan politik tangan besi.
Pengumuman ini intinya membatasi kebebasan setiap orang di India. Ia juga memerintahkan penahanan sejumlah tokoh oposisi. Dalam pandangan Indira, kediktatoran dibutuhkan demi kebaikan India.
Tapi Indira membuat kesalahan. Ia mengizinkan pemilu pada 1977 yang berbuah pahit dengan keluarnya Indira dari kantornya. Namun kharisma keluarga Nehru-Gandhi belumlah pudar. Indira kembali memperoleh tempatnya pada 1980.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Sampai akhirnya pada 31 Oktober 1984, pengawalnya dari pemeluk Sikh menembak mati Indira di depan rumahnya. Ia tewas terbunuh dalam aksi yang dilakukan dua pengawalnya yang memeluk aliran Sikhisme.
Aksi ini sebenarnya dipicu oleh instruksi Indira sendiri yang memerintahkan tentara untuk menyerang Kuil Emas di Amritsar yang diduga menjadi srang teror. Kuil itu dijadikan markas para pengikut Sikh yang menginginkan Punjab sebagai negara merdeka.
Hanya saja sebagai buntut penembakan tersebut, pembalasan secara besar-besaran dan membabi buta dilakukan terhadap kaum Sikh. Rumah-rumah dihancurkan dan ribuan orang tewas. Di kawasan permukiman pinggiran kota Delhi yang terpencil, lebih dari 3.000 orang terbunuh.
Pembunuhan seringkali dilakukan dengan cara disiram minyak tanah dan kemudian disulut. Kematian warga Sikh sungguh mengerikan dan mengenaskan. Tanda-tanda hitam hangus di tanah memperlihatkan di mana semula terletak tubuh mereka yang dibakar.
Sebagai PM, Indira memang sudah berusaha untuk meningkatkan taraf hidup penduduk India. Meski sikap tangan besi pernah menjadi pilihannya untuk berkuasa dan akhirya berujung pada kematian tragisnya.
(Baca juga: Berat Badannya Tak Terkendali, Wanita Ini akan Ambil Kesempatan Terakhir Demi Selamatkan Hidupnya)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR