Meski pekerjaan ini terkadang membuat aku sebal dan kesal, namun rupanya ada juga hikmah yang bisa kuambil. Nenekku ini ternyata sangat perhatian pada semua sahabatnya.
(Baca juga: Kisah Burung Pipit yang Terus Membawa Batu Kesedihannya ke Mana pun Dia Pergi)
Bahkan hal-hal terkecil sekalipun selalu diingatnya dengan baik. Mulai dari hobi, warna kesukaan, kebiasaan, dan sebagainya. Semua hal kecil itu selalu diingat nenek. Sepertinya ia dalah sahabat yang setia dan baik.
Untuk memastikan bahwa semua kata-kata yang diucapkannya sudah kutulis dengan benar, ia juga selalu memintaku untuk membaca ulang semua isi surat.
Bila ada kata-kata yang meleset sedikit saja dari perkataan aslinya, ia langsung menyuruhku untuk menggantinya!
Mungkin ia takut bila ada kata-kata yang ditulis dengan tidak benar, temannya bisa menjadi salah paham. Ada-ada saja memang permintaan nenekku ini.
Ketika tahun baru hampir tiba, nenek memintaku untuk mencari kartu pos yang gambarnya ceria. Aku pun membelikan sejumlah kartu.
Siang itu, aku menjelaskan setiap gambar pada kartu itu dan membiarkan nenek memilih tiap kartu pos untuk sahabat yang akan ia kirimi surat.
Ketika semua surat sudah tertulis, nenek tiba-tiba melamun. Aku pun bertanya, “Ada apa nek? Kenapa terlihat muram? Biasanya senang kalau sudah menulis surat?”
Nenek menjawab, “Ah, tidak apa-apa. Aku hanya sedikit rindu dengan teman-temanku. Seandainya saja mereka ada di sini.”
Mendengar hal itu, aku pun mendapat ide. Kuambil lagi pena yang sudah dikembalikan dan kubuka lagi setiap kartu pos yang tadinya sudah siap untuk dikirimkan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR