Advertorial

‘Hanya’ Gara-gara Ini, Seorang Anak Dianggap Tak Santun Hingga Ditolak oleh Sekolahnya

Ade Sulaeman

Editor

Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara bebas ternyata memiliki aturan yang ketat untuk anak-anak TK yang sebenarnya justru belum paham akan penampilan dirinya.
Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara bebas ternyata memiliki aturan yang ketat untuk anak-anak TK yang sebenarnya justru belum paham akan penampilan dirinya.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara bebas ternyata memiliki aturan yang ketat untuk anak-anak TK yang sebenarnya justru belum paham akan penampilan dirinya.

Seorang anak TK asal Texas yang masih usia balita, Jabez Oates (4 th) hanya bisa terheran-heran ketika dirinya dilarang masuk sekolah TK, Barbers Hill Kindergaten Hill, Mont Belvieu pada awal di bulan September 2017 lalu.

Alasan Jabez ditolak oleh sekolah bukan karena dirinya nakal dan suka menyerang anak-anak lain atau bikin kelimpungan para guru karena sikapnya.

Tapi alasan yang sederhana karena Jabez berambut gondrong hingga sebahu layaknya seorang anak perempuan.

(Baca juga: 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Tak Terbayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi)

Sekolah Barbers Hill memang memiliki aturan setiap anak TK harus berambut pendek poni, panjang rambut maksimal jangan sampai menutup telinga, dan leher bagian belakang.

Alasan sekolah Barbers Hill yang mengharuskan semua anak laki-laki dan perempuan harus berambut rapi itu karena penampilan mereka bisa mencerminkan ‘’budaya santun ‘’.

Tapi ibu Jabez, Jessica Oates yang merupakan seorang single parent dan menganggap memiliki rambut panjang merupakan hak siapa saja terpaksa protes.

Jessica bahkan tetap menolak ketika pihak sekolah menyuruh Jabez segera memotong rambutnya.

Apalagi Jabez merupakan anak keturunan Indian Amerika dan memiliki rambut panjang bagi anak laki-laki keturunan Indian bisa melambangkan kekuatan.

Jabez sendiri hanya bisa kebingungan kenapa dirinya tidak bisa sekolah lagi.

Tapi dengan latar belakang kayakinan Indiannya, Jessica akhirnya memilih mengalah.

Dia tetap tidak mau memotong rambut Jabes dan tidak jadi menyekolahkanya di Barbers Hill Kindegarten.

‘’Banyak orang memang menyarankan agar Jabez tidak usah sekolah di Barbers Hill. Meskipun saya berharap Jabez bisa diterima dan saya bisa bekerja paruh waktu,’’ papar Jessica kepada media CW9.

‘’Saya memang tidak bisa menerapkan sistem home schooling kepada Jabez. Tapi masih banyak sekolah lain yang bisa menerima Jabez, terutama sekolah TK yang mau memahami budaya dan juga keyakinan orang tua murid,’’ tambah Jessica.

(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)

Artikel Terkait