Advertorial
Intisari-Online.com – Pernahkah Anda merasa seperti dapat terhubungan dengan pikiran orang lain saat berbicara?
Jika iya, ingatlah bahwa hal itu bukanlah sebuah kebetulan.
Ada penjelasan secara psikologis tentang hal itu.
Apakah itu?
(Baca juga:Percaya dengan Firasat?)
(Baca juga:Anda Tergolong Rakus Jika Masih Merasa Lapar Meski Baru Selesai Makan? Ini Penjelasan Psikologisnya)
Profesor Digby Tatum, ahli psikoterapis klinis di University of Sheffield, akan menjawabnya dengan menjelaskan hasil penelitiannya.
Diketahui bahwa Tatum melakukan penelitian tentang kerja otakdan bagaimana orang berkomunikasi.
Hasilnya Tatum berkata bahwa otak manusia memiliki semacamwireless fidelity atau Wi-Fi, yang terus mengumpulkan informasi tentang orang lain saat kita melihat mereka.
Hal inilah yang kemudian melahirkan intuisi atau firasat.
Firasat, menurutPsychologytoday adalah proses yang memberi kita kemampuan untuk mengetahui sesuatu secara langsung tanpa penalaran analitik, menjembatani kesenjangan antara bagian sadar dan tidak sadar dari pikiran kita, dan juga antara naluri dan nalar.
Tatum yakin bahwa faktor bahasa saat berbincang hanya memainkan sedikit peran dalam komunikasi.
Misalnya saja, seorang pemain poker profesional. Ia mampu menangkap "pesan" dari lawannya hanya dengan melihat gerakan kecil atau tanda-tanda visual lainnya.
Menurutnya, manusia memiliki kemampuan menangkap pesan di alam bawah sadar. Hal tersebut ditulis Tatum dalam bukunya berjudulThe Interbrainyang diterbitkan oleh Jessica Kingsley Publisher.
“Kita dapat mengetahui secara langsung tentang emosi orang lain dan apa yang mereka perhatikan,” kata Tatum diTelegraph, Sabtu (6/1/2018).
“Hal ini didasarkan pada hubungan langsung antara otak kita dan orang lain. Saya menyebutnyainterbrain.”
(Baca juga:Inilah Alasan Psikologis Mengapa Kita Senang Melihat Pemandangan dari Ketinggian)
Tatum menjelaskan konsepinterbraindengan analogi saat ratusan hingga ribuan manusia berkumpul untuk menonton pertandingan bola, konser musik, atau ritual agama.
"Berada di kerumunan bisa membuat kita sejenak larut bersama untuk mengalami bagaimana rasanya melampaui cara pandang tentang konsep waktu, tempat, dan kapasitas kita dalam sejenak," katanya.
Namun, kerja otak ini tidak akan berfungsi saat manusia berkomunikasi dengan orang lain lewat telepon video. Ini justru akan menganggu proses koneksiantar otak dan itu berbahaya.
“Perasaan emosional akan menular secepat kecepatan cahaya, bukan kecepatan transmisi elektronik,” ujarnya.
“Tatap muka secara visual akan disertai faktor suara, isyarat, bau keringat, sentuhan, dan koneksi.”
Jadi, sudah tahu jawabannya kan?
(Baca juga:Lucu, Salah Satu Tanda Bahwa Kita Memiliki IQ di Atas Rata-rata)
(Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Otak Saling Terhubung bak WiFi, Itulah Alasan Kita Punya Firasat”)