Advertorial
Intisari-Online.com - Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) dan presiden ke tujuh RI Joko Widodo (Jokowi) memiliki kesamaan dalam soal ingin selalu dekat dengan rakyatnya.
Oleh karena itu ketika sedang ingin dekat rakyatnya dalam berbagai kesempatan baik Bung Karno mupun Jokowi menginginkan tidak ada yang menghalanginya termasuk para personel Paspampres yang bertugas mengamankan keselamatan presiden.
Ketika Paspampres pertama kali dibentuk, Bung Karno sempat bingung karena selalu ada sejumlah pengawal yang mengikutinya kemana pun pergi.
Pasalnya selalu ada sejumlah pengawal yang mengawasinya dari area tertentu, bahkan ketika Bung Karno mengunjungi kota tertentu, ia juga merasa aneh karena daerah perbatasan kota juga dijaga.
(Baca juga: (Foto) Kisah Memilukan dari Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest)
Awalnya Bung Karno malah merasa tidak suka terhadap pengawalan yang selalu melekat dan dipimpin oleh Kolonel Mangil itu.
Pasalnya Bung Karno jadi suka ketahuan jika sedang mengunjungi para istrinya secara diam-diam sehingga Mangil malah sering kena marah.
Tapi setelah beberapa kali Bung Karno mengalami usaha percobaan pembunuhhan, dia makin menyadari pentingya para personel Paspampres yang selalu melekat pada diri dan keluarganya.
Ketika Jokowi jadi Presiden RI, awalnya Jokowi juga merasa ‘’terganggu’’ oleh Paspampres karena dirasakan terlalu mengendalikan sepak terjang Jokowi yang ingin selalu dekat rakyatnya.
Presiden Jokowi yang merasa diatur-atur Paspampres menyatakan ‘’tidak suka’’ sehingga sampai mengatakan ‘’Paspampres harus mampu mengamankan saya dalam kegiatan apapun, mereka harus mampu mengikuti cara kerja Presiden. Bukan malah Presiden yang mengikuti cara kerja Paspampres’’.
Akibat teguran Presiden Jokowi yang selalu ingin menyatu dengan rakyatnya dalam semua kegiatan tanpa mendapat halangan itu, Paspampres pun mengubah doktrin cara pengamanannya.
Paspampres harus mampu menyesuaikan diri dengan semua kegiatan Presiden Jokowi, jadi lebih ramah dan merakyat, tanpa mengurangi posedur tetap dalam tata cara pengamanan Presiden RI.
Memang perlu usaha lebih bagi Paspampres untuk bisa melaksakan teknik pengamanan sesuai selera Presiden Jokowi yang tiba-tiba suka ‘’nyelonong’’ untuk menemui warga dan jajan kuliner itu.
Pasalnya jika Presiden RI selalu dalam kondisi nyaman dan aman, bagi Paspampres kondisi itu sesungguhnya merupakan situasi serta kondisi yang berbahaya.
Oleh karena itu meskipun tampak lebih ramah dan tidak memasang wajah sangar, Paspampres tetap merupakan personel TNI yang paling waspada, paling cepat bereaksi, dan siap menjadi tameng peluru bagi Presiden RI.
Tidak peduli bahwa secara psikologis Presiden RI yang sedang dikawalnya suka atau tidak suka dengan sepak terjang para personel Paspampres.
(Baca juga: (Foto) Orang-orang Ini Coba Praktikkan Saran-saran yang Beredar di Internet, Hasilnya Mengenaskan)