Advertorial
Intisari-Online.com -Pada Juni 2017, tiga bulan setelah Demi-Leigh Nel-Peters jadi Miss Afrika Selatan, ia ditodong dan dikeroyok oleh lima orang yang mencoba menculiknya di siang bolong.
Ketika salah satu penyerang mencoba mendorong Nel-Peters kembali ke mobilnya, ia mempraktikkan pelajaran yang dipetik dalam kursus pemberdayaan perempuan dan meninju tenggorokannya.
Ia pun berhasil melarikan diri.
“Sangat traumatis,” ujar Nel-Peters (22) saat pemotretan dengan New York Post di Manhattan.
(Baca juga:Selamat! Lulusan Manajemen Bisnis Asal Afrika Selatan Ini Dinobatkan Sebaga Miss Universe 2017)
Insiden tersebut menginspirasi untuk memulai Unbreakable, serangkaian lokakarya di negara asalnya yang mendorong para perempuan untuk membela diri.
“Kami memberdayakan perempuan dengan keterampilan dan pengetahuan … untuk [berurusan dengan] perampokan, kejahatan, kekerasan terhadap perempuan, hubungan yang beracun, dan apa pun yang terkait dengan hal itu,” ujarnya.
Sejak dinobatkan sebagai Miss Universe pada November, ia ingin membawa gerakannya lebih mengglobal.
“Saya sangat berharap bisa menggunakan gelar itu untuk memperdayakan perempuan di seluruh dunia,” ujarnya.
“Ini adalah isu global.”
Pada 23 Desember lalu, organisasi Miss America mengumumkan bahwa tiga eksekutifnya, termasuk CEO-nya, mengundurkan diri setelah e-mail mereka dianggap merendahkan mantan pemenang kontes.
Sementara Nel-Peters menolak berkomentar soal skandal Miss America—Miss Universe adalah organisasi yang berbeda.
(Baca juga:Butuh 3000 Jam untuk Membuat Mahkota Baru Miss Universe 2014)
Tapi ia bilang, “Perempuan menyadari bahwa jika kita berdiri bersama, dan jika mengatasi masalah itu bersama-sama, ini jauh lebih mudah daripada melakukannya sendiri. Dibutuhkan seorang perempuan pemberani untuk membuat perubahan dan bisa diikuti perempuan lain.”
Lepas dari itu, perempuan berambut cokelat tersebut memang lahir sebagai pemimpin.
Ia tumbuh di kota George, dan ingin menjadi presiden Afrika Selatan.
“Saya adalah wakil ketua dewan junior kampung halaman saya di usia 17,” kata Nel-Peters.
Pada usia 16 tahun, ia dibina oleh agen model dan dari situ ia mulai kenal dengan dunia iklan dan lain sebagainya.
Meski begitu, itu tidak menghentikannya mendapat gelar sarjana dalam bidang manajemen bisnis dari North-West University di Potchefstroom, Afrika Selatan.
“Saya takut, saat masuk modeling saya takut tidak bisa menyelesaikan kuliah,” ujarnya.
“Saya menikmati [pemodelan] lebih karena [studi saya]—saya mengerti apa maksud kampanye ini, dengan gambaran yang lebih besar.”
Soal gerakan ini, Nel-Peters memberi kredit tersendiri untuk adik tirinya Franje (10), yang lahir tanpa otak kecil.
“Saya menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa berada di panggung Miss Universe, tidak pernah bisa melakukan pemotretan, tidak pernah bisa membeli es krim dan memakannya sendiri,” kata Nel-Peters.
(Baca juga:Ditanya Ukuran Payudara, Para Ratu Kecantikan Ini Justru Menjawabnya dengan Isu Kekerasan terhadap Perempuan)
“Dan itu membuat saya ingin melakukan semua yang saya lakukan dengan gairah, dengan usaha dua kali lebih besar sehingga bisa melakukannya demi ia juga.”
Meskipun sangat merindukan keluarganya, ia senang pindah ke Midtown, di mana di sana Miss Universe Organization menyediakan sebuah apartemen untuk para pemenangnya.
Di sana ia sekamar dengan Miss USA Kara McCullough yang berusia 26 tahun.
“Ini (George) adalah kota metropolitan, dan sangat semarak dan energinya sangat luar biasa,” ujar Nel-Peters.
“Saya harus belajar bagaimana untuk tidur dengan semua suara di luar sebab saya tidak terbiasa dengan itu di Afrika Selatan.”
(Baca juga:Inilah, Lima Kejadian Memalukan Dalam Ajang Kontes Ratu Kecantikan)