Advertorial
Intisari-Online.com -Awal Desember 2017, dua unit pesawat pengebom bikinan Rusia, Tupolev (Tu)-95 MS didukung satu unit pesawat tanker Ilyushin-76/78813, dan satu unit pesawat pengangkut logistik Ilyushin-76/78810 melakukan misi penerbangan jarak jauh di atas Pasifik.
Penerbangan untuk menguji peralatan navigasi itu sempat menghebohkan dunia.
Pasalnya flight pesawat pengebom nuklir ini mendarat di Bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak Numfor Papua pada awal Desember 217 lalu.
Bandara itu punya jarak sangat dekat dengan Australia.
Australia, yang merupakan sekutu AS, langsung merasa gerah karena kehadiran Tu-95 di kawasan Pasifik jelas merupakan ancaman serius.
(Baca juga:Rusia Kirim Pesawat Pengebom yang Bisa Bawa Nuklir ke Indonesia, Australia Panik!)
(Baca juga:Meski Tergolong Uzur, Nyatanya Pesawat Pengebom Nuklir B-1B Lancer Masih Bikin Korut Ketar-ketir)
Apalagi kegiatan penerbangan pengebom nuklir Rusia di kawasan Pasifik merupakan hal yang jarang terjadi mengingat kawasan udara Pasifik cenderung didominasi oleh pesawat-pesawat militer AS.
Kehadiran pesawat pengebom Tupolvev memang sudah sejak lama membuat takut negara-negara Blok Barat khususnya di era Perang Dingin.
Bahkan ketika pesawat pengebom buatan industri pesawat terbang Rusia, Tupolev Aerospace Company itu, belum merupakan pesawat pengebom nuklir.
Nama Tupolev sebagai produsen pesawat pengebom strategis jarak jauh memang selalu menggetarkan.
Apalagi jika pesawat pengebom yang diproduksi merupakan pesawat pembom nuklir yang memiliki teknologi siluman (stealth), efek deterrent yang ditimbulkan pasti akan makin menakutkan.
Indonesia pada tahun 1960-an sebenarnya pernah memiliki pesawat pengebom strtategis buatan Tupolev, yakni Tu-16 sebanyak 22 unit.
Akibatnya negara-negara di kawasan Asia semuanya merasa gentar.
Belanda yang pada tahun itu berusaha mempertahankan Irian Barat (Papua) bahkan memilih kabur setelah mengetahui kemampuan Tu-16 yang dimiliki AURI (TNI AU).
Baca juga:Ingin Pancing Reaksi Korut, Pesawat Pengebom Nuklir AS Tembakan Bom Tiruan di Perbatasan Korea
Baca juga:Gertak Korut, Amerika Pamer Pesawat Pengebom Nuklir Paling Mematikan
Pasalnya Tu-16 yang bisa membawa rudal udara ke permukaan KS-1 Komet, ternyata bisa menghancurkan kapal induk.
Negara seperti Australia yang mendukung Malaysia ketika Indonesia berkonflik dengan negeri jiran itu (1962-196) juga pernah kelabakan akibat ulah Tu-16.
Untuk membuat militer Australia kelabakan, Tu-16 pernah secara diam-diam terbang tinggidi atas Australia demi melancarkan perang urat saraf (spy war).
Begitu sampai di atas daratan Australia, Tu-16 lalu menjatuhkan sejumlah parasut dan logistik dalam kondisi seperti baru saja dipakai.
Misi perang urat saraf yang dilancarkan secara senyap itu ternyata berhasil.
Berdasar benda-benda yang ditemukan militer Australia meyakini bahwa pasukan RI sudah masuk ke wilayahnya.
Militer Australia pun kemudian menurunkan pasukannya dalam jumlah besar untuk melakukan pencarian.
Akibat misi pencarian yang tidak pernah menunjukkan hasil itu, sejumlah batalyon pasukan Australia yang seharusnya dikirim ke perbatasan Indonesia-Malaysia jadi tertahan.
Kehadiran pengebom strategis jarak jauh bernama Tupolev yang bisa membawa bom atau rudal nuklir itu memang selalu menggetarkan nyali negara-negara yang merasa sebagai rival.
Apalagi saat ini telah hadir pesawat pengebom strategis paling mutakhir, Tu-160 M2 Blakjack, disusul jet tempur canggih yang akan menjadi flight partnernya yaitu Su-35S Flanker-E dan jet tempur generasi kelima Sukhoi PAK-FA .
Sebagai pesawat pembawa maut, Tu-160 M2 yang memiliki kecepatan supersonik Mach 2.0 ini oleh para pengamat militer AS bahkan dilukiskan sangat berbahaya karena merupakan pesawat pengebom generasi paling mutakhir.
Pasalnya dari sisi kemampuan dan teknologi tempurnya, Tu-160 M2 terus di up grade.
Menurut komandan Russian Aerospace Forces, Jenderal Viktor Bondarev, pada tahun 2019 mendatang, sebagai salah satu tulang punggung skadron pengebom nuklir, pesawat penebar maut ini sudah siap operasional.
Pesawat Tu-160 M2 bisa terbang dengan membawa sejumlah bom serta rudal nuklir yang juga merupakan generasi paling mutakhir.
Apalagi up grade terhadap Tu-160 tidak dilakukan sendirian tapi bersama sejumlah pesawat pengebom lainnya.
(Baca juga:Militer AS Siapkan Pesawat Pengebom Nuklir Siluman untuk Menggempur Korut
Pasalnya pesawat pengebom lainnya seperti Tu-95 yang pada awal Desember 2017 mendarat di Biak dan juga pengebom Tu-22 Badger telah di up grade sehingga makin memperkuat armada pengebom strategis nuklir Rusia.
Jika digunakan dalam peperangan flight pengebom nuklir Tu-95 MS, Tu-160 M2 dan Tu-22 Badger Rusia benar-benar merupakan pesawat-pesawat tempur yang siap menciptakan “neraka” di dunia.