Itulah sebabnya telur itik lebih mudah rusak dibanding telur ayam, mengingat kebiasaan hidup itik di air dan tanah.
(Baca juga: Meski Liar, Namun Kersen atau Talok Punya Segudang Manfaat Kesehatan)
Meskipun lebih besar dari telur ayam, telur itik kurang disukai untuk dikonsumsi karena bau amis yang menyolok.
Bau amis ini karena adanya kelenjar "green land" pada itik, yang memproduksi lemak. Bila digunakan dalam industri, kue bersifat kurang mengembang dibandingkan dengan telur ayam.
Dengan fermentasi telur asin, diperoleh citarasa khas di samping menghilangkan bau amis. Hasilnya juga menjadi tahan simpan - tiga sampai empat kali lebih lama, sedangkan daya guna dan nilai ekonomisnya meningkat.
Cara pengasinan
Pengasinan telur dapat dilakukan dengan dua cara. Dengan merendam telur dalam larutan garam jenuh selama 2 minggu, atau cara membungkus telur dengan adonan abu gosok dan garam atau bata dan garam, kemudian diperam selama 10 hari.
Abu atau bata berfungsi sebagai bahan pembantu pembuat adonan. Campuran garam dengan bata atau abu ditambah air masak yang sudah dingin, sampai kekentalan yang dikehendaki untuk dibalutkan pada telur.
Telur yang sudah bersih dari kotoran, satu per satu dibalut dengan adonan yang tebalnya lebih kurang 1 cm dan disimpan pada wadah peti kayu atau belanga tertutup, pada suhu kamar, 26-30°C.
Pemeraman ini berlangsung selama 10 hari, untuk kemudian telur dibersihkan dari adonan dengan pencucian dan dikeringkan dengan kain.
Prinsip penetrasi garam ke dalam telur pada kedua cara itu sama, yaitu karena adanya perbedaan tekanan osmotik di luar telur dengan di dalam telur.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR