Hingga akhirnya datanglah suatu hari ketika ia tidak sanggup terbang lagi.
(Baca juga: Wajib Bangga! Desa Penglipuran di Bali Masuk Tiga Desa Terbersih di Dunia)
Batu yang ia bawa sudah sangat banyak dan berat.
Sekarang, ke mana pun ia pergi, ia hanya bisa berjalan sambil menyeret batu-batu itu.
Ia sudah tak kuat lagi menggendongnya dan terbang.
Hal ini terjadi selama beberapa saat. Tak lama kemudian, burung pipit ini bahkan sudah tak bisa berjalan.
Batu yang ia bawa begitu banyak. Ia bahkan tak sanggup lagi mencari makan atau minum.
Ia hanya bisa berdiam diri seharian, memandangi batu-batu penuh kenangan pahit tersebut.
Satu ketika ia sudah tak tahan lagi, burung pipit ini begitu kehausan dan kelaparan, tubuhnya sudah kurus kering.
Ia kemudian berkata pada dirinya sendiri, “Baiklah aku buang beberapa batu kecil ini. Ini hanyalah kesedihan-kesedihan yang tak terlalu berarti. Aku harus bisa merelakannya pergi.”
Setelah itu, burung pipit ini membuang batu-batu kecil yang dibawanya. Ia pun bisa mencari makan dan minum lagi sekarang!
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR