Intisari-Online.com - Vietnam dengan 10.000 pasukan cybernya tengah berperang melawan 'pandangan yang salah' menurut pemerintah di media setempat.
Dilansir dari Bloomberg, pasukan ini bekerja secara proaktif melawan informasi yang telah terdistorsi, ungkap Nguyen Trong Nghia, wakil kepala departemen politik umum.
Hal ini dilakukan seiring pemerintahan komunis Vietnam yang memaksa pihak YouTube dan Facebook untuk menghapus video dan akun yang disinyalir merusak reputasi pemimpin atau mengobarkan pandangan anti partai.
Dilaporkan, selama tahun ini, Facebook telah menghapus 159 akun, sementara YouTube telah menurunkan 90% atau 4.500 video atas permintaan pemerintah.
(Baca juga: Anda Seorang Penyendiri? Rayakanlah Malam Tahun Baru Dengan 6 Cara Ini!)
(Baca juga: Bagi Para Pengendara Motor, Jangan Keluar Rumah Pada Malam 2 Januari Ya...)
Namun yang menjadi perdebatan ialah undang-undang cybersecurity yang mengharuskan perusahaan teknologi untuk menyimpan data tertentu di server Vietnam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Vietnam telah membuka kerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat, Silicon Valley dan Alphabet inc.
Hal ini sangat berbeda dengan pemerintahan komunis China, di mana mereka malah memblokir Facebook, Google, dan Twitter, namun dapat mengembangkan layanan lokal sendiri seperti WeChat, QQ, dan Baidu.
Konten 'buruk'
Diketahui hampir 60% populasi Vietnam adalah warga berusia di bawah 35 tahun.
Oeh sebab itu, mereka semua yang terlibat online diminta untuk membantu negara dalam misi menekan pandangan 'buruk' yang berkembang.
Sementara perwakilan Facebook dan YouTube tidak berkomentar atas tindakan ini.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR