Advertorial

Bagaimana Boneka Salju Menjadi Budaya dan Simbol Kegembiraan Musim Dingin, Juga Natal?

Ade Sulaeman

Editor

Meskipun tampak sederhana dan gampang membuatnya, perlu waktu yang tepat untuk membuat orang-orangan salju ini.
Meskipun tampak sederhana dan gampang membuatnya, perlu waktu yang tepat untuk membuat orang-orangan salju ini.

Intisari-Online.com – Natal identik dengan pemak-perniknya yang khas.

Salah satunya snowman alias orang-orangan salju.

Dari namanya ketahuan, snowman ini salju yang dibentuk menyerupai manusia.

Biasanya yang membuat orang-orangan salju ini anak-anak. Meski belakangan, orang dewasa juga ikut-ikutan.

(Baca juga: Meski Selalu Ditunggu Kehadirannya saat Natal, Sinterklas Sejatinya Bukanlah Tokoh Natal)

Tak ada data persis, kapan si boneka salju mulai dibikin, dan identik dengan perayaan Natal.

Yang pasti, tradisi ini berkembang di negara-negara yang punya musim salju (iya dong, masak di negara bergurun pasir, he..he..he..).

Konon, kebiasaan ini sudah ada di Eropa sejak Abad Pertengahan. Mulanya sih hanya sebagai ritual musim dingin saja.

Tak heran, si patung dengan gampang ditemui di jalan-jalan bersamaan dengan turunnya salju.

Meskipun tampak sederhana dan gampang membuatnya, perlu waktu yang tepat untuk membuat orang-orangan salju ini.

Orang-orangan salju terbentuk dari bulatan bola salju yang terus digelindingkan menjadi bola salju, yang makin lama makin besar.

Siang hari yang hangat, merupakan waktu yang tepat untuk membuat orang-orangan salju ini.

Karena pada saat ini kondisi salju agak mencair, membuatnya sedikit lengket, sehingga bisa dibentuk dengan mudah sebelum saljunya mencair benar.

(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)

Serpihan salju yang dibentuk bola-bola besar ini sebutannya crust.

Selanjutnya, setelah bola-bola salju raksasa selesai dibuat mulai disusun potongan untuk bagian badan dan kepala, semuanya berbentuk bola.

Ditumpuk begitu saja sampai menyerupai bentuk manusia. Orang-orangan salju bisa dihias sesuka hati, memakai batu, batang. ranting kayu, atau sayuran.

Biasanya juga dipasangi wortel untuk dijadikan hidung. Bahkan ada yang memasangkan baju, jaket, sweater, topi, dan selendang, supaya tambah cantik dan tidak cepat meleleh.

Hanya saja, jarang ada yang rela memakaikan baju pada snowman. Selain bisa dicuri orang, pun sulit mengambil pakaian itu ketika snowman kelak mencair.

Hingga saat ini, bentuk snowman sudah banyak mengalami perubahan. Snowman yang sekarang lebih mengarah kepada bentuk patung es, yang mirip manusia.

Kadang ditambahi hiasan dengan tambahan patung es yang lain di sekitarnya.

Orang-orangan salju terbesar pernah dibuat pada Februari 1999 di Bethel Maine, Amerika Serikat.

Diberi nama Angus, King of the Mountain, untuk menghormati pemerintahan yang saat itu berkuasa.

King Angus tingginya sekitar 35 m. Beratnya kurang lebih 4.082 ton. Butuh waktu 15 minggu bagi King Angus untuk luruh mencair.

Tak hanya menjadi hiasan kartu natal atau menghiasi halaman rumah, snowman juga dijadikan inspirasi cerita novel, buku anak, dan film.

Di antaranya film Jack Frost tahun 1998 yang dibintangi Michael Keaton, bercerita tentang seseorang yang mengalami kecelakaan mobil, ketika sadar dirinya berubah menjadi snowman.

Atau buku The Snowman (1978) karangan Raymond Briggs yang bercerita tentang seorang anak yang membuat snowman, lantas berubah menjadi manusia beneran yang mengajaknya jalan-jalan ke Kutub Utara. Buku ini dianimasikan pada 1982.

Snowman merupakan bagian dari budaya, simbol kegembiraan musim dingin. Siapa yang mulai membuatnya untuk kali pertama, memang masih jadi misteri tak terjawab sampai kini.

Namun yang pasti, setiap kali melihat snowman, kita jadi kangen Natal dan kangen musim dingin. (Dari pelbagai sumber/Bimo)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 2007)

(Baca juga: ‘Yerusalem Milik Kami, Sebagai Orang Kristen, Yahudi dan Muslim. Orang Luar Tak Boleh Ikut Campur’)

Artikel Terkait