Advertorial

Kangen Rumah, Pembelot Korut Itu pun Tak Betah di Negeri Orang dan Ingin Kembali ke Negaranya

Moh Habib Asyhad

Editor

Ia melarikan diri dari Korea Utara ke China dengan mengarungi sungai di perbatasan pada malam hari. Ia bahkan harus merangkak untuk melewati kawat berduri.
Ia melarikan diri dari Korea Utara ke China dengan mengarungi sungai di perbatasan pada malam hari. Ia bahkan harus merangkak untuk melewati kawat berduri.

Intisari-Online.com -Kangen rumah dan kampung halaman adalah hal yang wajar. Setiap orang dipastikan merasakan itu bahkan jika ia seorang pembelot dari negaranya yang superrepresif.

Kwon Chol Nam pun merasakan itu.

Ia melarikan diri dari Korea Utara ke China dengan mengarungi sungai di perbatasan pada malam hari. Ia bahkan harus merangkak untuk melewati kawat berduri.

(Baca juga:No Kum-Sok, Orang Korea Utara Pertama yang Membelot Menggunakan Pesawat Tempur Negaranya Sendiri)

(Baca juga:Diplomat Senior Ini Membelot dari Korea Utara ke Korea Selatan Demi Masa Depan Anak)

Setelah itu, ia masih harus melakukan perjalanan panjang dan berbahaya di China, melewati hutan belantara di Laos untuk sampai ke Thailand.

Baru setelah itu ia terbang ke Korea Selatan. Di sana ia pun memulai kehidupan baru.

Aksi membelot tersebut dilakukan Chol Nam tiga tahun yang lalu.

Tapi, setelah melewati banyak bahaya, risiko, dan kesulitan, nyatanya ia kini ingin kembali ke Korea Utara.

Korea Selatan ternyata tidaklah seperti yang dia harapkan dan pria itu sangat rindu keluarganya.

“Korea Utara adalah rumah saya, di situlah anak saya hidup dan orangtua saya meninggal,” katanya.

“Tak ada harapan untuk tinggal di sini. Saya telah mengalami begitu banyak pelecehan dan diperlakukan seperti warga kelas dua.”

Aih… ternyata Chol Nam kangen rumah juga, toh?

(Baca juga:Kesaksian Pembelot Korea Utara Ini Menyingkap Kekejaman Di Balik Wajah Ceria Kim Jong-Un)

(Baca juga:Setelah Satu Abad, Pembelot Ini Akhirnya Disahkan sebagai Pahlawan)

Sekadar informasi, selama beberapa dekade terakhir ribuan warga Korea Utara mempertaruhkan nyawa untuk melarikan diri dari penindasan di tanah kelahiran mereka dan mencari perlindungan di Korea Selatan.

Namun sekarang tanpa diduga, jumlah pembelot yang ingin kembali ke tanah air mereka terus bertambah.

Mereka mengatakan Korea Selatan bukanlah tanah yang menawarkan kebebasan dan kemakmuran yang dijanjikan.

Kwon hidup dalam kemiskinan dan terisolasi dalam sebuah ruangan kecil di pinggiran kota Seoul. Pembayaran uang sewa tempat tinggalnya tergantung sumbangan.

Ia menganggur dan mengaku saat bekerja sebagai buruh mendapat bayaran jauh lebih sedikit daripada rekan-rekan kerjanya, atau bahkan tidak dibayar sama sekali.

Ia mengaku menderita stigma sebagai orang yang datang dari Korea Utara, dengan mengatakan sebagian besar warga Korea Selatan melihatnya terbelakang atau bodoh.

Akhirnya … kangen rumah adalah hal segala manusia, bahkan untuk seorang pembelot sekalipun!

Artikel Terkait