Dalam strategi tempurnya yang berlangsung di gurun pasir terbuka untuk menghadapi tank-tank Israel, satu dari tiga tentara infanteri Mesir menyandang roket anti tank RPG.
Tak hanya RPG, pasukan infanteri Mesir juga dipersenjatai rudal antitank yang lebih canggih dan sudah dipandu laser Sagger.
Rudal antipesawat tempur buatan Soviet, SAM, juga digelar Mesir di sepanjang perbatasan dan sewaktu-waktu bisa dipindahkan sesuai dengan kawasan yang telah diduduki.
Dari sisi medan tempurnya, posisi pasukan Mesir yang mengalir menyerbu menuju Terusan Suez juga lebih menguntungkan karena berada di ketinggian sehingga bisa secara leluasa melancarkan gempuran ke benteng Bar Lev Line.
Untuk memulai serbuannya, Mesir mengerahkan strategi tempur Rusia yakni dengan menembakkan ribuan meriam artileri, mortir, dan meriam antitank.
Gempuran awal secara mendadak itu sukses, tembakan gencar dari sekitar 1.000 meriam artleri, ribuan mortir, dan senjata antitank pun menyalak.
Dalam waktu 15 menit, pertahanan Israel di Bar Lev Line yang tak siap menghadapi gempuran dahsyat itu pun goyah.
Apalagi pada hari itu semua pasukan Israel hampir semua sedang istirahat untuk memperingati hari besar keagamaan, Yom Kippur.
Kawasan menuju Terusan Suez dari arah Mesir sebenarnya telah dibangun tembok pasir tebal setinggi 18 meter untuk menghambat serbuan musuh.
Tapi pasukan Mesir telah memiliki strategi jitu untuk mendobraknya.
(Baca juga: Inilah Bahtiyar Duysak, Aktor di Balik Nonaktifnya Akun Twitter Donald Trump Selama 11 Menit)
Ribuan tank Mesir yang kemudian menyusul menyerbu pun sulit dibendung.
Gelombang serangan pasukan tank Mesir yang datang tiba-tiba itu membuat pasukan tank Israel kurang siap dan mulai terdesak.
Apalagi pasukan Mesir yang terus mendesak maju sudah menemukan cara yang ampuh untuk meruntuhkan barikade setinggi 18 meter yang dibangun Israel.
Untuk menghancurkan barikade tembok berpasir itu, pasukan zeni Mesir cukup mengerahkan kanon-kanon penyemprot air bertekanan tinggi yang diekspor dari Jerman dan bukan dengan bahan peledak.
Setelah barikade pasir hancur, pasukan Israel yang kocar-kacir akhirnya memilih mengundurkan diri menuju Gurun Sinai.
Gempuran tank yang didukung senjata antitank telah membuat tank-tank Israel lumpuh dan pasukan infantri yang bertahan pun terpukul mundur.
Benteng Bar Lev Line yang dulu pernah dikuasai Mesir, pun jatuh ke tangan pasukan Mesir.
(Baca juga: Ayatollah Khomeini, Pencetus RevolusI Iran yang Gigih Memerangi AS dan Israel Sampai Akhir Hayatnya)
Dengan semangat kemenangan yang baru saja diraih, pasukan Mesir yang telah lama menunggu kesempatan untuk merebut lagi Gurun Sinai terus bergerak maju.
Pasukan kavaleri Mesir segera meluncurkan tank-tank amfibi dan menyeberangkan ribuan pasukan ke seberang Terusan Suez untuk selanjutnya terus melaju ke Gurun Sinai hingga sejauh 15 km.
Gerak maju pasukan Mesir, 2nd Infantry Division dan 2nd Army, sangat terbantu oleh kepiawaian pasukan Zeni Mesir yang mampu membangun jembatan apung dalam dua jam saja di atas perairan Terusan Suez.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR